Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengelola Komunikasi Politik lewat Mesin Partai Politik

5 Agustus 2020   17:36 Diperbarui: 7 Agustus 2020   03:25 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi logistik KPU. (sumber: ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI via kompas.com)

Pemilih rasional adalah warga yang memiliki wawasan yang luas dan merdeka secara ekonomi. Pemilih kita didominasi penerima sembako yang ekonominya lemah. Butuh waktu untuk memberikan informasi kepada mereka untuk menjadi pemilih rasional.

Dalam kondisi dan konteks politik kekinian yang cenderung pragmatisme politik, bagaimana kontestan mengelola Parpol pendukung untuk secara efektif memenangkan kontestan?

Modal awal komunikasi politik yang menghasilkan rekomendasi ke kandidat harus dipelihara dengan baik. Komunikasi antar Parpol harus dibangun dengan metode pemgelolaan kampanye secara transparan. Transparan kampanye, termasuk pengelolaan dana kampanye menjadi modal yang kuat untuk membangun komunikasi politik.

Selama ini banyak kontestan yang telah mendapatkan rekomendasi dari Parpol kemudian meninggalkan Parpol. Akibatnya, muncul sakit hati Parpol. Kontestan yang mendapatkan rekomendasi dari Parpol yang kemudian tidak mengoptimalkan mesin partai merupakan kesalahan fatal. 

Mengapa? Pada umumnya Parpol itu sudah memiliki mekanisme politik yang mapan. Jika kontestan yang didukung jumlah Parpol yang banyak dan membangun komunikasi yang baik dengan semua Parpol pendukung maka niscaya kontestan itu akan menang.

Dalam berbagai kasus, kontestan yang bukan kader Parpol cenderung lebuh percaya dengan Tim Sukses (TS) yang baru dibentuk. Padahal TS itu kesehariannya tidak memahami riil politik. Dalam kondisi ini, dibutuhkan kontestan yang memiliki telinga yang lebar agar mesin partai berjalan dengan baik.


Sebab, harus disadari kader Parpol itu memahami politik secara riil. Karena itulah kontestan yang bukan kader Parpol tidak mengoptimalkan mesin partai sering kalah. Kader Parpol itu sangat memahami permainan lapangan karena memang itulah keahliannya.

Kader Parpol memahami politik, mengapa bukan kader Parpol yang dimajukan? Kader Parpol pada umumnya adalah aktivis. Mereka umumnya menambah pengetahuan tanpa menambah pundi-pundi untuk biaya politik (cost politik).

Idealnya, kader Parpol yang maju sebagai kandidat, tetapi Parpol menyadari riil politik. Kader Parpol yang memiliki kapasitas, integritas dan biaya politik yang mumpuni sejatinya kontestan yang ideal. 

Namun, para kader banyak yang tidak memiliki biaya politik dan kader enggan maju sebagai kontestan karena memahmi betul biaya politik yang amat tinggi.

Jadi, bagi kontestan yang di luar kader Parpol perlu belajar ke para kader politik untuk memenangkan pertandingan dalam Pilkada 2020. Belajar sekaligus membangun komunikasi politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun