Mohon tunggu...
Guntur Saragih
Guntur Saragih Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang bermimpi menjadi Guru, bukan sekedar Dosen atau Trainer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Raja Salman Pidato, SBY dapat Jempol, Megawati

4 Maret 2017   20:37 Diperbarui: 4 Maret 2017   20:43 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemberitaan soal raja Salman begitu intens, mulai dari berita serius soal investasi, sebelas nota kesepahaman, perlindungan TKI, pembahasan isu terorisme, divestasi Aramco sampai gantengnya pangeran arab. Namun, ada satu fakta menarik yang tersaji saat pidato raja Salman di gedung DPR RI, yaitu kehadiran mantan presiden SBY. Namun, sangat disayangkan, hanya SBY mantan presiden yang datang di acara resmi tersebut. Habibie tidak diketahui dengan jelas alasannya, sedangkan ibu Mega dianggap salah satu fungsionaris PDIP sudah bertemu dengan raja Salman di istana merdeka.

SBY Sebagai Mantan Presiden

Entah karena pesona atau karisma, kehadiran SBY membawa respons luar biasa dari anggota senayan. Meskipun Setya Novanto sebagai ketua tuan rumah, SBY lah yang mendapat panggung khusus. Walaupun SBY memiliki peran sebagai ketua partai, namun SBY tidak memposisikan hal tersebut, karena ia memilih duduk di barisan paling depan sisi ujung kanan di sebelah Wapres ke-6 Try Sutrisno. Artinya, itu area mantan presiden dan wakil presiden.

SBY dengan cerdas menempatkan diri, SBY menunjukkan kelasnya, karena ia memang telah memiliki kelas. Meskipun Jokowi belum memberikan panggung yang sepadan dengan SBY, namun hal tersebut justru semakin menunjukkan Jokowi yang belum sepadan. Sikap SBY ini semakin direspek karena di sisi lain, Megawati bertindak jauh berkebalikan. SBY dapat memiliki peran sekaligus, sedangkan bu Mega masih tetap menunjukkan kuasanya. Untuk hal ini, Megawatipun tidak sepadan dengan SBY.

Dalam sisi yang lain SBY tetap sebagai eksekutif partai, ia tetap menjadi incaran ketua partai menyusul hasil pilkada DKI putaran I. SBY tetap menjadi incaran agar ia mau bergabung dengan partai pengusung Ahok atau Agus. SBY mampu menempatkan diri, bahwa ia penting dan menentukan, bukan seperti Mega yang memaksakan ia penting.

Megawati Tetap Bukan Mantan

Seperti biasa, bu Megawati Soekarnoputri tidak terlihat dalam kapasitasnya sebagai mantan presiden. Beliau dan Puan Maharani bertemu secara khusus dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Istana Kepresidenan, Jakarta. Bahkan, kompas.com mngambil judul artikelnya “ Ketika Raja Salman Bertemu Keturunan Soekarno...”. Meskipun keturunan Soekarno lainnya tidak ikut serta. Pertemuan selama lebih kurang 15 menit itu berlangsung di Istana Merdeka bersama Presiden Joko Widodo memberikan sinyal bahwa Ibu Mega bukanlah mantan presiden, tetapi masih menjadi .............presiden.

Penempatan Megawati bukan sebagai mantan presiden terlihat dari apa yang disampaikan raja Salam. Raja Salman bercerita, salah satu Raja Arab Saudi terdahulu pernah mengunjungi Indonesia. Proklamator Soekarno yang merupakan ayah dari Megawati dan kakek dari Puan itu menyambutnya di Istana Kepresidenan, Jakarta. Suka tidak suka, raja Salman tidak sedang berbicara dengan mantan presiden, melainkan putra proklamator.

Tradisi Mantan Presiden

Kerukunan yang selalu kita banggakan, toleransi yang selalu kita komunikasikan termasuk kepada raja Salman bertolak belakang dengan hubungan antar pemimpin nasional republik ini. Kita masih ingat bagaimana Megawati begitu canggung bertemu dengan Gusdur, Megawati tidak pernah memenuhi undangan perayaan hari proklamasi bersama presiden SBY. Hal tersebut kembali terjadi semasa Jokowi menjadi presiden, dimana SBY belum menunjukkan kehadirannya.

Apa yang dilakukan SBY sangatlah menunjukkan kedewasaan. Kita tahu, rezim Jokowi menciptakan hubungan yang panas dengan SBY. Bahkan ada kesan serangan balik untuk tokoh-tokoh di rezim SBY, lihat saja bagaimana nasib Deni Indrayana yang tetap menyandang status tersangka, Dahlan Iskan yang berhadapan dengan berbagai kasus hukum. Terakhir, bagaimana SBY disudutkan oleh orang yang diberikan grasi oleh Jokowi. Kedewasaan SBY untuk tetap dengan jiwa besar memenuhi undangan dalam kapasitas sebagai presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun