Mohon tunggu...
Gunawan Mahananto
Gunawan Mahananto Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary people with extraordinary loves

From Makassar with love

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saatnya Pembangunan Sumber Daya Manusia

15 Februari 2018   15:35 Diperbarui: 15 Februari 2018   15:37 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : tribunnews.com

Setelah pembangunan infrastruktur di genjot sana sini , pemerintah kabinet Jokowi - JK rencana melanjutkan tahap untuk membangun sumber daya manusia Indonesia.  

Sebenarnya selain infrastruktur , sudah juga paralel dibangun aspek aspek utama menuju masyarakat makmur  sejahtera oleh pemerintah.
Antara lain bidang  pendidikan dan kesejahteraan guru yang kian mendapat perhatian serius, pemberian jaminan kebutuhan akan fasilitas kesehatan untuk  seluruh lapisan masyarakat, pemberantasan korupsi tiada henti dan tidak pandang bulu, peningkatan produktivitas kerja sistem pemerintahan  dengan menyederhanakan birokrasi di  pemerintahan, aspek perijinan dan mempermudah investasi, perbaikan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efektif , efisien dan menguntungkan.

Sampai sejauh ini , pemerintah telah melaksanakan nya dengan tekad kuat dan sungguh sungguh. Baik presiden ,wakil presiden maupun para menteri kabinet nya.   Kenapa sumber daya manusia saat ini  akan lebih difokuskan oleh pemerintah ? Apa ada yang perlu di perbaiki sistem pendidikan yang sudah berjalan selama ini ?

Peningkatan sumber daya alam yang berkualitas memang ternyata tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidikan formil semata. Tapi tanggung jawab semua lapisan masyarakat. Bukan saja di tingkat  pemerintah , tapi juga lembaga  swasta ,  dirumah- rumah tangga  dan oleh  lingkungan sekitar kita.

Pembangunan sumber daya manusia adalah ,selain menyangkut aspek kemampuan akan ilmu  pengetahuan dan tekhnologi  terkini , juga tentang kekuatan  mental , budi pekerti , akhlak, kedisiplinan , sosial - budaya  dan  keagamaan.

Awalnya ,kita ingat, diawal kabinet Jokowi - JK ,  pemerintah mengkampanyekan tentang perlunya  revolusi mental.  Mental buruk yang hampir menyandera  seluruh anak bangsa , harus secepatnya diubah menjadi mental yang pede ,  tidak korup ,dan mau kerja keras demi  bangsa dan negara .  
Cuma revolusi mental ini tersendat pelaksanaan nya , karena pemerintah berpikir , dari  melihat kondisi  di lapangan , ternyata harus dibenahi dulu " infrastruktur " negara ini. Supaya negara atau rumah bangsa ini   nyaman di tinggali , maka infrastruktur harus di benahi dulu.

Ibarat kita punya rumah bocor dimana mana , pintu nya rusak engsel nya , jendela nya tidak bisa tertutup , dapurnya macet saluran airnya , WC nya macet , dll tentunya bagi penghuni nya baik ibu , anak anak , bapak akan merasa  tidak nyaman.  Akan susah belajar dan bekerja dengan baik  dan juga tidak bisa  istirahat dengan nyaman. Kelak kalau rumah / infrastruktur negara  sudah diperbaiki dan  nyaman , tentunya aktifitas para penghuninya akan lebih lancar , baik  dan besar hasilnya.

Terkait pembangunan sumber daya manusia , menurut pandangan kami , di samping tujuan tujuan besar dan abstrak , ada hal kecil sederhana yang mungkin perlu di laksanakan nantinya   antara lain seperti meniadakan / menghapus mata pelajaran sekolah atau mata kuliah yang sudah tidak up-to-date lagi dengan kebutuhan atau tuntutan zaman.  Sebaliknya membuat mata pelajaran dan mata kuliah yang baru yang sesuai kondisi dan kebutuhan zaman.  Misal pelajaran tentang  teknologi digital ,riset / laboratorium untuk  sciences modern  di tiap sekolah dan kampus , entrepreneurship, bahasa Inggris /(bahasa pergaulan dan referensi ilmu dunia ) sudah harus ada sejak sekolah tingkat dasar.  

Dengan bobot pelajaran yang  lebih besar dan terarah.  Bisa dibuat target nya misalnya , usia SD saat lulus sudah bisa English  conversation dan memenuhi standar TOEFL minimum. Jadi pelajaran bahasa Inggris tidak  lagi sekedar basa basi yang selama ini sebenarnya sudah ada sejak sekolah  di tingkat dasar , menengah hingga perkuliahan. 

Lulusan universitas regular , kemampuan bahasa Inggris masih belum bisa lancar. Bandingkan dengan negara tetangga , Indonesia jauh terbelakang dengan kemampuan pemudanya  berbahasa  Inggris sekaligus mengurangi kemampuan berinteraksi dengan dunia internasional.
Ekstrem nya , untuk mempercepat , bisa saja bahasa Inggris dijadikan bahasa wajib kedua di semua sektor dan lapisan masyarakat.

Peningkatan pelajaran tentang kedisiplinan ,  akhlak,  budi pekerti dan keagamaan di sekolah.  Antara lain ,seperti , aturan di sekolah sekolah khusus, seperti : Dilarang bagi murid/ mahasiswa  dan pengajar/ dosen  melakukan kekerasan verbal dan fisik. Dilarang penggunaan handphone  bagi murid dan pengajar(guru / dosen )  saat berlangsung pelajaran dan istirahat sekolah/ kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun