Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berkarya di Era Digital

16 Oktober 2017   00:16 Diperbarui: 16 Oktober 2017   01:24 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hidup di era teknologi yang super canggih seperti sekarang ini, seharusnya mampu membuat dan menjadikan "manusia" lebih produktif dalam berkarya. Misalnya, dalam menghasilkan karya tulis. Tak mesti menelurkan buku, minimal kita mampu menulis satu dua kalimat yang lebih bermanfaat dan mampu menginspirasi bagi siapa pun yang membacanya. Syukur-syukur kalau bisa menghasilkan buku. Tentu, ada kebahagiaan tersendiri bagi siapa pun yang mampu melakukan itu.

Meski hidup di era digital, namun tak sedikit orang yang super aktif di dunia maya, memiliki laptop sendiri, punya Android, dan/atau sejenisnya yang tak mau memaksimalkan fungsinya. Aktivitasnya di alam maya (baca: Facebook) hanya sebatas itu-itu saja, memasang status yang kurang bermanfaat. Bahkan, banyak juga yang sengaja membuat dan menyebarkan berita-berita yang tak jelas nilai kebenarannya. Sehingga menimbulkan kekacauan, percekcokan, saling memfitnah, memaki, dan lainnya.

Seharusnya, dengan adanya media ini, kita bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk berbagi dan berbuat baik, menanam sesuatu yang bernilai guna. Dan, menulis adalah salah satu cara untuk berbagi yang paling efektif. Efektif karena tulisan mampu menjangkau orang-orang yang berada di kejauhan. Ratusan, ribuan, jutaan, bahkan miliaran orang sangat mungkin bisa menikmati tulisan yang kita tulis. Terlebih lagi dengan adanya bantuan internet, hal seperti itu bukanlah sesuatu yang mustahil.

Rugilah kita yang hidup di era teknologi yang super canggih ini bila tak mampu berkarya tulis. Malulah kita dengan orang-orang yang hidup di zaman dulu (sebelum ada teknologi super canggih seperti sekarang ini) yang punya banyak karya tulis. Kita bisa lihat contohnya, Albert Einstein, Al-Khawarizmi, Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani, Fibonacci, dan masih banyak lagi yang lainnya. Beliau-beliau mampu berkarya. Padahal beliau-beliau tersebut belum mengenal yang namanya laptop, Android, dan/atau sejenisnya. Sama sekali tidak mengenal itu.

Kita yang hidup sekarang sangat enak. Apalagi yang sudah punya laptop sendiri. Mau menonton film Korea, Bollywood, Hollywood, dan lainnya tinggal nyalakan saja laptopnya. Sangat mudah. Padahal, jika kita lebih jeli dan mau berpikir jauh ke depan, tentu akan kita gunakan laptop tersebut untuk ke hal-hal yang lebih bermanfaat lagi. Misalnya, untuk menuliskan sesuatu, menghasilkan tulisan demi tulisan.

Mari, kita maksimalkan fungsi laptop atau sejenisnya yang kita punya untuk berkarya apa pun itu. Asalkan bernilai positif atau bernilai guna. Misalnya, kita gunakan sebagai media untuk menelurkan tulisan-tulisan. Kemudian kita sebarkan di media sosial agar bisa dikonsumsi oleh publik. Yuk, ubah pola pikir kita mulai dari sekarang. Bersegeralah untuk berkarya. Jadikanlah laptop, komputer, dan/atau sejenisnya untuk menanam dan berbagi kebaikan. Gunakan itu semua untuk berbagi lewat karya tulis, misalnya. Dan, percayalah apa pun yang kita tulis itu tak ada yang sia-sia. Ya, minimal bermanfaat dan bisa dinikmati oleh diri sendiri.

 Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun