Mohon tunggu...
Muhammat Guntur Budiawan
Muhammat Guntur Budiawan Mohon Tunggu... swasta -

Suka menulis, karna terlena tulisan2 keren dari kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Sutradara Dibalik Kemarahan Presiden Jokowi

8 Desember 2015   20:14 Diperbarui: 8 Desember 2015   20:21 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber foto : Deliknews.com"][/caption]PRESIDEN Joko Widodo marah besar namanya dicatut menerima saham PT Freeport sebesar 11 persen. Hal itu disampaikan Presiden saat di Istana Negara pada Senin (7/12/2015). Kemarahan presiden itu disebut pangamat politik adalah hal yang wajar  BACA Laman Kompas.com : "Wajar Presiden Jokowi Marah..."

Kemarahan presiden tanpa sebab. Lantaran, tanpa angin-hujan tiba-tiba Presiden yang biasa menanggapi persoalan dengan dingin itu secara mengejutkan menanggapi keras isu pencatutan nama.

Sayangnya, Kemarahan Presiden Jokowi itu telat .Pasalnya, pemberitaan nama presiden dicatut menerima saham sudah lewat dan kadung menjadi opini publik.

"Sepertinya, presiden menunggu perkembangan sejauh mana tuduhan rakyat hingga diambang batas ketidak wajaran" Disini kita melihat level-level informasi yang masuk ke Presiden. Dan kemarahan Presiden bisa dikategorikan masuk level 'Alert" Peringatan.

Siapa sebenarnya, sang sutradara yang membuat Presiden marah?

Ternyata, skandal yang bikin presiden marah itu gegara Tiga orang ini, mereka adalah Setya Novanto, Riza Chalid, Ma'ruf Sjamsoeddin dan Sudirman Said. Bagaiamana tidak, dalam rekaman yang dibawa Sudirman said ke MKD diketahui Presiden Jokowi lah yang mendapat saham terbanyak sebagaimana skenario itu dibuat pada 18 juni 2015.

Skenario itu dibongkar sendiri oleh anak buah Jokowi, ketika mantan bos pabrik senjata itu melaporkan Ketua DPR-RI Setya Novanto ke MKD DPR dengan tuduhan mencatut nama presiden untuk mendapatkan saham dan proyek PLTA urumuka Papua.

Sudirman tidak sendiri, dia dibantu oleh Presdir PT Freeport Ma’ruf Sjamsoeddin yang merekam perbincangan dengan Ketua DPR-RI dan pengusaha minyak Reza Chalid pada 18 Juni 2015 lalu.

Baru November kemarin, setelah intens melakukan pertemuan dan negosiasi, akhirnya Presdir Freeport memberikan rekaman perbincangan berdurasi 1 jam 12 menit itu ke Menteri Sudirman. Namun, Sudirman memecah durasi dan hanya point-point tertentu yang disampaikan ke MKD.

Dalam hasil rekaman itu ternyata ada skenario pembagian saham. Seperti dalam sidang MKD (3/12), Presdir Freeport mengatakan koleganya (Setnov dan Richa) itu memecah saham Freeport sebanyak 20 persen dengan rincian 11 persen untuk Jokowi dan 9 persen untuk Jusuf Kalla.

Bukan kah itu senjata makan tuan? Kemarahan Presiden bisa menjadi peringatan bagi Sudirman. Dia harus bertanggung jawab karna sudah membongkar isi rekaman itu. Lalu mengapa isi rekaman itu dibongkar? Padahal, tidak perlu isi rekaman kan bos Freeport bisa menggagalkan permintaan Setnov dan Riza Chalid, tanpa harus seheboh ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun