Mohon tunggu...
Goel A Pahit
Goel A Pahit Mohon Tunggu... Freelancer - Lauik sati rantau batuah

Pembaca, suka menulis dan cinta akan dunia literasi. Saya bercita-cita mendirikan pustaka baca gratis untuk desa kelahiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata Guruku

31 Agustus 2020   23:00 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:01 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hendak kusampaikan pesan dari guruku, karena negeriku sudah lumat di dalam kekacauan, maksiat terjadi dimana-mana, kejahatan menjadi jalan mencari nafkah

Hendak kubiarkan semua itu terjadi, sungguh tidak mungkin aku sanggup menjadi pahlawan, aku hanyalah lelaki biasa yang tak punya apa-apa, negeriku hitam diselimuti kepalsuan

Nestapa tak terduga tiba menjelma sebagai dosa, mataku tidak terpejam melihat kehancuran yang ada, sedangkan mereka dengan tertawa memutuskan nyawa-nyawa, setelah pergi dan berpesta

Hidup berjalan tanpa cinta, tanpa rasa iba sesama manusia, hanya hidup untuk hidup sendiri, menggepal tangan untuk meraih sepercik mimpi

Semakin hari dunia ini keras, kata guruku ini adalah ciri-ciri kiamat, sesama manusia tidak lagi saling peduli, saling mematahkan untuk menumbuhkan diri sendiri

Benar kata guruku, sulit mengumpulkan manusia menuju jalan kebaikan, sedangkan untuk membangun kemaksiatan tidak butuh pencerahan, aku hidup di negeriku dengan dosa-dosa karena telah menyaksikan perilaku maksiat yang terjadi sepanjang masa

Sei. Likian, 31 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun