Soal peluang bertani di desa, saya pikir, sangat logic dan memungkinkan mengingat, desa itu identik dengan kegiatan pertanian.
Selebihnya, karena di desa masih tersedia lahan yang subur sekaligus luas untuk ditanami apapun.
Dan, sejalan dengan itu, peluang pemasaran hasil tani juga terbuka lebar. Tentu saja dengan hadirnya wisata super premium di Labuan Bajo, Mabar.
Maksud saya, hasil pertanian tersebut diserap untuk kebutuhan dapur perhotelan, restaurant, kafetaria, dlsb.
Bila demikian, pariwisata yang sudah menjadi etalase besar Mabar, harus bisa jadi pengait bagi sektor lain, khususnya pertanian di pedesaan.
Dengan begitu, petani Mabar tidak lagi kumuh dan miskin. Dan, adalah sebuah keniscayaan apabila petani menjadi soko guru perekonomian di Manggarai Barat.
Saya berharap, pemerintah daerah harus duduk bersama petani serta bersama-sama mengefaluasi problem pertanian di Mabar. Seraya bagaimana mencari-cari cara agar ragam peluang yang ada di deppan mata itu bisa direbut.
Tentu tujuan akhirnya tak hanya kesejahteraan petani, melainkan kebaikan bagi semua orang (bonum commune) di Mabar.