Tentunya COVID-19 adalah penyebab utama dari jungkir baliknya harga cengkeh saat ini. Namun ia berharap, pandemi ini segera berlalu agar harga cengkeh di kalangan petani ikut membaik (baca: naik).
Budidaya Cengkeh
Di desa Dedi, umumnya masyarakat berprofesi sebagai petani sawah dan pekebun cengkeh. Bisa dipastikan rata-rata semua kepala keluarga (KK) memiliki kebun cengkeh.
Di tempatnya, tanaman cengkeh tumbuh subur dan rimbun sepanjang lereng dan perbukitan desa. Umunya tanaman cengkeh yang ada di desa Dedi adalah cengkeh zanzibar.
Beberapa kecamatan di Manggarai Raya, tanaman cengkeh bukanlah tanaman jenis baru. Tanaman/bunga cengkeh dalam sebutan lokalnya adalah 'Jengke'.
Beberapa tahun terakhir ini harga cengkeh memang sangat bersahabat, berkesadaran pada hal itu banyak orang di desa dan kecamatan lain yang tergerak hatinya untuk ikut menanam cengkeh.
Manfaat Cengkeh
Seperti kita tahu, cengkeh merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang mempunyai banyak manfaat. Seperti; bisa diolah menjadi bumbu masakan, antiseptik , disinfektan, antibiotik, anti radang, mengontrol diabetes, meningkatkan system imun dan masih banyak lagi.
Cengkeh juga merupakan bahan baku pembuatan rokok. Dimana hampir 93% hasil cengkeh diserap oleh perusahaan rokok dalam negeri.
Sisi lain, cengkeh juga sangat berarti bagi sumber devisa/ penerimaan negara hingga mampu menyediakan lapangan pekerjaan melalui pabrik rokok. Industri rokok mamp menyerap sangat banyak tenaga kerja karena sudah tergolong kedalam padat karya.
Selain menunjang perekonomian, industri rokok juga di anggap dapat menyejahterakan kehidupan masyarakat luas.
Sebenarnya banyak sekali manfaat cengkeh yang jika dikembangkan lebih lanjut akan memiliki keuntungan yang tidak kalah dibandingkan dengan industri rokok.