Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Harga Cengkeh yang Membuat Galau Sang Bapak

29 Desember 2019   06:40 Diperbarui: 30 Desember 2019   07:21 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak saya dan Cucu, sedang memetik cengkeh di kebun | Dokumentasi Pribadi

Menurut beliau, terlepas dari apapun profesimu kelak, kamu juga harus bisa bertani. Prinsipnya bahwa bertani sebisanya dijadikan hobi dan atau agar bisa hidup mandiri kelak.

Beberapa bulan terakhir ini memang beliau saya perhatikan sedikit apatis dan mulai cuek dengan urusan ladang. Salah satu penyebabnya adalah karena harga cengkeh yang terus jongkok tadi. Pun mungkin karena faktor usia yang sudah menginjak kepala enam, sehingga tidak kuat lagi naik turun perbukitan menyambang ke kebun.

Begitulah orang tua, terkadang seiring usia semakin senja, spirit untuk bekerja pun sudah berlahan surut. Kami sekeluarga (terkhusus anak laki-lakinya) bahkan sering mengingatkan agar tidak perlu lagi menyibukan diri dengan aktivitas tani dan bercocok tanam lagi. Biarkan kami saja yang mengurusinya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tapi beliau tetap saja membandel. Hehehe. Beliau sendiri bilang pikirannya bisa kalut, hilang gairah hingga mudah sakit-sakitan bila tidak menyempatkan dirinya untuk melihat-lihat ke kebun. Saya sendiri bingung ini keanehan jenis apa?

Terkadang bila beliau hendak pergi kekebun, kami sengaja tak mau menghantarkannya. Tetapi, beliau tak kekurangan akal dan menumpangi kang ojek yang lewat di tengah jalan tanpa sepengetahuan kami. Sedikit ribet memang. Tapi begitulah fenomena yang terjadi hingga kini. Hehehe

Selama beberapa bulan terakhir ini kami anak laki-lakinya memang sengaja membiarkan rumput-rumput tumbuh di beberapa lahan kebun cengkeh. Dikarenakan untuk menjaga kontur dan kelembaban tanah karena efek musim kemarau yang berkepanjangan.

Rencananya akan dibabat dan dibersihkan seketika musim penghujan menyambang, sebut saja di bulan Desember sekarang ini.

***

Lebih lanjut, berkaitan dengan harga cengkeh yang masih jauh dari harapan tersebut, memang menjadi momok tersendiri bagi kami semua sebagai petani/ pekebun cengkeh. Kami pun bingung dalam penantian panjang, kapankah harganya kembali membaik? Siapa yang sebetulnya bertanggungjawab dalam hal ini? Tidak tahu juga!

Saya bersama buruh petik cengkeh dikebun| Dokumentasi Pribadi
Saya bersama buruh petik cengkeh dikebun| Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun