Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Natal, Cengkeh, dan Kamu

20 Desember 2019   19:17 Diperbarui: 24 Desember 2019   09:51 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Pohon natal. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Sehingga lazimnya, sebagian besar umat Katolik yang pergi beribadah ke Gereja pada saat Natal selalu membawa payung hingga mantel agar tidak basah kuyup karena kehujanan. Kultusnya memang seperti itu sudah. Dan yang terpenting iman akan Tuhan tidak pernah kuyup.

Tapi setidaknya hujan ini sedikit memberikan nafas harapan bagi kami yang berada di Indonesia Timur. Terkhsus kami yang di Nusa Tenggara Timur (NTT), hujan baru menyambang di bulan Desember ini. 

Saya sampai menyembelih seekor ayam jantan, tanda syukur kepada sang khalik karena menyudahi musim kemarau yang lama dan mencekik leher itu.

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, hujan di bulan Desember ini membawa serta kabar baik bagi serumpun petani dan atau pekebun. Ini ditandai dengan gesitnya para petani yang terjun ke ladangnya masing-masing untuk bercocok tanam.

Yups, sebut saja pekebun cengkeh, misalnya. Geliat menanam cengkeh, kultusnya baik dilakukan pada saat musim penghujan seperti sekarang ini. Sembari menggantungkan harapan agar ekonomi terus berdenyut dikalangan petani.

Tekstur tanah di bulan basah, bulan Desember biasanya sehat dan subur. Karena terdapat kandungan air yang cukup. Benih tanaman yang ditanam pun pasti cepat menumbuhkan akar.

Natal, Cengkeh, dan Kamu

Natal, cengkeh dan kamu adalah seperangkat unsur yang sama-sama penting. Penting karena sifatnya berkesinambungan dan berjangka panjang.

Seperti pada tulisan sebelumnya saya berdalih bahwa, cengkeh bagi saya, tidak hanya sebatas komuditas perdagangan, melainkan lebih dari pada itu. Kosekuensi logisnya bahwa, berbicara tentang cengkeh tak selamaya berangkat dari pemikiran rupiah, melainkan terkandung nilai-nilai hidup, pengajaran dan religiusitas.

Pun sebaiknya kita tidak perlu berjudi dalam taksir. Yang menjadi proporsi penting ialah bagaimana cengkeh menjadi spirit kehidupan, kemaslahatan dan energi kebangkitan ekonomi.

Pada bulan Desember pula, segenap masyarakat Manggarai akan menggelar pesta adat, atau yang lebih dikenal sebagai acara 'Penti'. Yup, sebagaimana bertujuan untuk mengucap syukur kepada sang khalik, Mori Jari Dedek (Tuhan sang pencipta).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun