Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Sampai Tujuan Sesuai Kebenaran Mutlak

9 Maret 2024   15:15 Diperbarui: 10 Maret 2024   05:32 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika air tenang maka akan lebih jernih terlihat isi di bawah permukaan air. Begitu pula  batin yang tenang akan membuat pikiran lebih jernih memutuskan sesuatu di berbagai situasi. Berbagai situasi tak terduga bisa terjadi setiap saat. Misalnya saat tiba-tiba komputer kasir tiba tiba mati sedangkan banyak pembeli, atau kejadian sejenis lainnya. Untuk bisa tenang perlu persiapan awal sebelum kejadian, seperti rencana cadangan (misalnya backup data di cloud atau mekanisme pelayanan cadangan), atau mengurangi ekspektasi (jika tak ada solusi), hal ini bisa dilakukan jika ego nya sudah semakin berkurang.

Pikiran tenang memudahkan memikirkan jalan keluar saat dalam bahaya (pikiran lebih jernih). Saat ada peluang pikiran jernih mampu mengenalinya. Pikiran tenang belum tentu mengubah keadaan, namun pikiran  gelisah dan negatif akan memperburuk keadaan.

SELARAS DENGAN ALAM

Alam tidak bisa dilawan. Penakluk laut bukanlah pelawan alam, namun sudah memahami laut sehingga bisa memanfaatkannya untuk keselamatan perjalanan. Lingkungan tidak akan selalu sesuai dengan yang kita mau. Maka persiapkan diri agar mampu menghadapi lingkungan yang berubah, contoh: cek kendaraan yang akan dipakai apakah cukup laik jalan. Jika semua sudah disiapkan, saat terjadi kondisi tak diinginkan minimal tidak sampai fatal akibatnya. Lingkungan buruk pasti berdampak buruk buat kehidupan, namun batin yang terampil akan berupaya berbagai cara membuat pelindung (bersekutu dengan yang bijak, tinggal di tempat sesuai) dan kreatif mencari solusi terbaik dari kondisi yang buruk.

Fokus pada apa yang bisa kita lakukan, tidak semua situasi bisa kita kuasai. Contoh: saat macet lalu lintas dan saat itu kita tidak bisa berbuat apa-apa terhadap macet itu, kita bisa menjaga pikiran agar tetap jernih. Saat pikiran jernih mudah memancarkan aura positif (cinta kasih, welas asih). Saat pikiran keruh banyak petunjuk kadang gagal dipahami sebagai petunjuk.

Setiap orang bisa menjadi kuat dan lentur. Diri yang rapuh mudah bunuh diri (ibarat kaca yang mudah pecah).

Kekuatan & kelenturan diperoleh dari: (1) Mempelajari kitab suci yang berisi kata bijak dan contoh kehidupan yang saling mengasihi. (2) Menghadapi lingkungan dengan bijak (misalnya tidak ke tengah laut jika belum bisa berenang), (3) Melatih diri dengan meditasi. Berbuat salah pasti berakibat, namun batin yang kuat akan bangkit memperbaiki, tidak membiarkan terbawa pada penyesalan berlarut yang makin memperburuk keadaan.

Saya ingat sebuat ungkapan: Memang baik menjadi orang penting, namun lebih penting menjadi orang baik. Kebaikan datang dari pikiran yang jernih, bebas dari keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.

Selamat berbuat baik, Selamat sampai tujuan.

**

Jakarta, 09 Maret 2023
Penulis: Fendy, S.T., Kompasianer Mettasik

Multi Talent Learner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun