Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ketidakkekalan, Penderitaan, Kebahagiaan

17 November 2022   19:09 Diperbarui: 17 November 2022   19:10 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: Ketidakkekalan, Penderitaan, Kebahagiaan (gambar: wiktionary.org, diolah pribadi)

Semua yang berkondisi tidak kekal adanya. Semua makhluk yang terlahir pasti akan mati. Kehidupan selalu berubah Lahir, tua,sakit dan mati, adalah perjalanan dari kehidupan. Suka duka datang pergi silih berganti.

Kehidupan tidak memuaskan. Ketidakpuasan menimbulkan penderitaan. Ketidakkekalan menunjukkan kehidupan kosong tanpa aku. Aku hanyalah kesemuan.

Tubuh jasmani ini yang sering disebut aku hanyalah satu ikatan dari unsur alam semesta. Tubuh yang cantik, elok, gagah, anggun nan rupawan. Akan hancur terurai membusuk.

Berupa seonggok daging tulang belulang terbungkus kulit manakala kematian menjemput. Memahami kehidupan tidak kekal. Menikmati kehidupan tidak menderita dan berbahagia

Semoga semua makhluk hidup berbahagia


**

Tegal, 17 November 2022
Penulis: Suriya Dhammo Lie, Kompasianer Mettasik

Dharmaduta | Aktivis Buddhis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun