Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Seekor Macan dan Anak Rusa Santapannya

28 Mei 2022   07:15 Diperbarui: 28 Mei 2022   07:41 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, willi andy

Mereka membujuk; "Bagaimana mungkin, kita adalah macan dan dia adalah rusa. Kita tidak mungkin menjadi keluarga."

Sang ibu macan lanjut menjawab dengan tegas; "Dahulu saya berpikir demikian tetapi saya merasakan hal yang berbeda. Saya merasakan cinta kasih di antara kami."

Karena tidak puas, maka kawanan macan melihat satu sama lainnya sebagai isyarat untuk menyerang si ibu macan. Demi makanan yang ia simpan sendiri.

Dengan sekuat tenaga dan penuh pertahanan, si ibu macan bertahan. Ia rela berkorban demi si anak rusa tersebut. Sang ibu macan menjadi nekat, ia sekarang sudah menganggap rusa itu adalah anaknya sendiri.

Ketika sang anak rusa melihat "ibunya" terluka, ia menjadi sangat terharu. Tetapi demi keselamatannya, ia pun melarikan diri.

Dan hal mengejutkan terjadi. Entah dari mana datangnya, banyak kawanan rusa jantan yang perkasa dengan tanduk yang besar menghampiri si anak rusa.

Setelah melindungi anak rusa, dengan gerakan teratur, berbondong-bondong mereka menghampiri kawanan macan. Mereka mencoba menyerang kawanan macan dan menyelamatkan macan yang terluka.

Melihat banyaknya bala bantuan yang datang, kawanan macan menjadi dan lari tunggang-langgang.

Ibu macan mengalami luka yang cukup parah. Dia mencoba berdiri dengan tegar tetapi tetap sangat lemah akibat perkelahian hidup mati yang baru saja ia alami.

Setelah situasi aman, rusa kecil menghampiri macan itu dan berkata;

"Saya sekarang tau kalau kamu adalah seekor macan yang selalu berburu rusa sebagai santapan. Tetapi selama ini kamu tidak pernah menyakiti diriku bahkan sehelai bulu. Saya merasakan cinta kasihmu sebagai ibu sendiri dan saya akan selalu berpikir demikian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun