Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

White Ocean Strategy: Berdamai dengan Cara Kerja Hukum Alam

26 Januari 2022   03:41 Diperbarui: 26 Januari 2022   09:01 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
White Ocean Strategy: Berdamai dengan Cara Kerja Hukum Alam (unsplash.com)

Pertama:

Posisi kita saat ini. Siapa diri kita / perusahaan kita? Kita harus tahu kelemahan, keunggulan, apa yang kita cari, dan seterusnya.

Kedua:

Kita mau kemana? Dalam hal ini kita perlu mempunyai tujuan jangka panjang yang mencakup diri sendiri dan untuk kebaikan orang lain, dengan demikian kita mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Sebelum istirahat malam, ingatkan kembali komitmen tujuan hidup kita sehingga bisa mengarahkan diri setahap demi setahap menuju tujuan tersebut.

Kita perlu merenungkan juga apa yang kita harapkan orang katakan tentang diri kita saat telah meninggalkan dunia ini? Jangan sampai kita berjuang keras untuk meraih berbagai pencapaian yang akhirnya bukan akhir yang kita harapkan saat meninggalkan dunia ini.

Ketiga:

Bagaimana cara mencapainya? keuntungan pribadi diperoleh dengan tetap melakukan kebajikan kepada orang-orang di sekitar dan lingkungan alam tempat kita hidup. Hal ini karena apa yang terjadi di sekitar kita bisa memengaruhi kemajuan dan keberuntungan hidup kita.

Tetap jaga semangat (passion) dalam melakukan dengan benar, yakni semangat hidup untuk berbagi. Apa yang kita peroleh harus dikembalikan ke sekitar kita untuk mewujudkan dunia yang lebih baik lagi.

Untuk tetap semangat dalam kebajikan dan menghindari perbuatan yang tidak selaras dengan hukum alam, ada dua buah kutipan yang sering saya ingat:

Barangsiapa berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci, dan orang yang tidak bersalah, maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu, bagaikan debu yang dilempar melawan angin. (Dhammapada 125)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun