Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdialog dengan Hewan-hewan itu, Mungkin.

26 April 2019   08:16 Diperbarui: 4 Juni 2019   23:00 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seekor babi tua nan bijak bernama Major, berpidato dihadapan anjing, kuda, keledai, kucing, burung, dan babi-babi. Katanya: "Revolusi harus digerakkan untuk menggulingkan kekuasaan manusia yang menindas"

Jika kekuasaan manusia dijungkir balikkan maka  kesetaraan dan keadilan diantara hewan-hewan akan tercapai.Begitulah ideologi yang ditanamkan si babi mayor kepada kumpulan hewan-hewan.

Ketika si Major babi mangkat, maka revolusi benar-benar terjadi. Para hewan memberontak pada penguasa manusia yang tidak punya perasaan kehewanan itu, lalu  menggulingkannya dari tahtanya.

Pasca revolusi, kepemimpinan dipegang oleh dua ekor babi yaitu, Snowball dan Napoleon. Snowball adalah babi yang cerdas, gagasannya untuk memajukan ekonomi para hewan sangat brilian. Sementara Napoleon adalah pemimpin yang berwatak kuat dan tegas. Napoleon merasa kecerdasan kawannya mengancam popularitasnya dan posisinya.

Suatu waktu Napoleon menyuruh para anjing untuk membunuh Snowball. Untung Snowball berhasil melarikan diri dari negara para hewan-hewan  itu.

Nah, karena rival terdekat tidak ada lagi, maka Napoleon menjadi pemimpin tunggal para hewan. Napoleon duduk dipuncak piramida kekuasaan.

Lama kelamaan kepemimpinan Napoleon semakin keras. Si babi ini menjalankan politik tangan besi, diskriminatif, korup, dan menghisap. Cita-cita kesetaraan dan pemerataan diawal revolusi tidak diperhatikannya lagi. Kepemimpinannya semakin mirip gaya kepemimpinan manusia.

Begitulah pada awal revolusi  semua hewan apapun latar belakangnya, bersatu padu untuk menggulingkan tirani manusia. Ketika revolusi selesai, maka revolusi menelan anak-anaknya sendiri.

Itulah cuplikan novel pendek  berjudul "Animal Farm" karya  George Orwell, penulis  terkenal asal Inggris.

Hewan-hewan dalam novel "Animal Farm" ini,  berperilaku seperti manusia. Kisah hewan yang kelakuannya sama dengan manusia, dalam bahasa Inggris disebut "fable" dalam bahasa Indonesia disebut Fabel.

Indonesia kaya akan cerita Fabel. Si kancil yang cerdik, buaya yang tamak, anjing yang setia, semut yang rajin, dan banyak lagi kisah hewan-hewan yang berperilaku seperti manusia. Disetiap daerah di Nusantara ini menyimpan kisah-kisah Fabel yang lucu, menegangkan juga menakutkan.

Ciri-ciri cerita fabel biasanya sederhana, singkat tapi punya pesan moral yang jelas.

Pertanyaannya apakah dalam kenyataan ada hewan yang bisa berbicara pada manusia atau sebaliknya. Tentu saja ada. Manusia yang memiliki hewan peliharaan seperti kuda, anjing, kucing,  selalu berkomunikasi dengan hewan peliharaannya. 

Pemilik hewan suka bercakap-cakap dengan hewan miliknya. Dan sihewan mengerti apa yang diucapkan pemiliknya. Tanda hewan mengerti bahasa tuannya,  bisa dilihat dari ekor yang bergoyang-goyang, mata yang berbinar-binar, dan berbagai bahasa isyarat tubuh yang bisa dipahami oleh sipemilik.

Begitupun sebaliknya. Sihewan peliharaan tahu  suasana hati tuannya. Si hewan peliharaan mengerti bahwa situan  lagi sedih, marah atau senang. Hewan peliharaan mampu  menyesuaikan diri dengan suasana hati pemiliknya.

Aktivitas komunikasi antara manusia dan hewan itu disebut  "Antropomorfisasi". Hewan  dipandang seperti sesama manusia, yang bisa diajak bercakap-cakap dan bercanda ria. Bahkan hewan  dipandang sebagai teman yang bisa dipercaya untuk mendengar dan menampung  keluhan-keluhan dan  penderitaan sipemilik hewan peliharaan.

Jane Goodall peneliti simpanse asal Inggris, hidup bertahun-tahun lamanya ditengah hutan Afrika. Monyet-monyet bahkan gorilla yang buas  adalah sahabatnya. Ketika dia berjalan-jalan ditengah hutan para monyet datang bergelantungan ditubuhnya. 

Mengapa hewan yang bisa sangat agresive itu bersahabat dengan Jane Goodall. Ini karena Jane  memahami perilaku simpanse. Karena dia paham perilaku, maka dia bisa menyesuaikan dengan perilaku hewan-hewan itu. Jane mampu menjinakkan Gorila yang buas, karena kemampuannya membaca perilaku Gorila. Perilaku hewan adalah bahasa komunikasi. 

Jane Goodall adalah pecinta hewan dan pecinta lingkungan. Dia berkeliling dunia berkampanye tentang suatu bumi yang lebih baik. Menurutnya bumi akan lebih baik  jika kita mengerti perilaku hewan. Karena itu habitat perlu  dijaga dan dikembangkan. Habitat yang terjaga   akan melindungi hewan, juga manusia.

Simpanse butuh hutan yang besar sebagai habitatnya. Hutan yang besar akan menyerap Carbon dioksida yang dikeluarkan oleh manusia, dan akan menghembuskan  oksigen yang bersih bagi kebutuhan manusia.  Katanya: "Use the gift of our life to make the world a better place".

Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan sebuah berita, bahwa  Prabowo Subiyanto  mampu berkomunikasi dengan semut dan nyamuk. Banyak orang berkomentar: "Kalah Pilpres,Prabowo ngomong dengan nyamuk dan semut.

Apakah semut dan nyamuk mengerti apa yang dikomunikasikan Prabowo, atau apakah Prabowo mengerti signal yang dipancarkan semut dan nyamuk?

Menurut saya, aktivitas komunikasi antara Prabowo dan semut nyamuk, bukandisebabkan karena dia kalah Pilpres, bukan  berarti pula bahwa Prabowo mengerti bahasa semut nyamuk atau sebaliknya.

Bahwa Prabowo suka berkomunikasi dengan semut dan nyamuk, menunjukkan bahwa dia seorang pecinta hewan. Prabowo sangat mencintai hewan. Bukan hanya pada kuda dan kucing. Bahkan nyamuk dan semutpun dikasihinya.

Kecintaan Prabowo pada hewan, bahkan pada hewan kecil yang dimusuhi mahluk manusia, menggambarkan bagaimana kepribadiannya.

Di panggung politik Prabowo begitu garang. Tapi sebagai pribadi, ketika jauh dari pertarungan kekuasaan yang kasar dan penuh intrik,  Prabowo ternyata seorang yang berhati lembut. Semut dan nyamukpun dipandangnya punya hak hidup, karena itu pantas menerima kasih sayang dari manusia.

Cinta kasih  Prabowo pada nyamuk dan semut, terlihat dari cara dia berkomunikasi. Prabowo memperlakukan  semut dan nyamuk seperti sesama manusia. Mereka  pasti punya kebutuhan yang perlu dipenuhi, mereka pasti merasa sakit jika disakiti, mereka pasti sedih jika ada diantara mereka dibunuh manusia.

Orang yang berkomunikasi, berarti orang yang siap mendengar dan mau mengerti posisi lawan bicara. Jadi ketika Prabowo  bicara dengan semut nyamuk, ketika itu dia sedang mendengar dan mau  mengerti situasi hewan-hewan sebagai lawan bicaranya itu.

Karena itu ketika semut-semut mengelilingi ikan salmon santapannya, dia tidak membunuh semut-semut itu. Dibiarkannya semut-semut itu kenyang dahulu, baru disilahkannya mereka pergi.  

Komunikasi timbal balik adalah syarat utama membangun cinta kasih.Bayangkan jika ada komunikasi timbal balik antara manusia dan hewan, maka tidak akan ada permusuhan antara dunia manusia dan dunia hewan.

Bayangkan jika sesama manusia mampu menjalin komunikasi timbal balik, maka tidak akan ada perceraian rumah tangga, tidak akan ada benturan diantara masyarakat, peperanganpun tidak ada.

Jika komunikasi timbal balik terjadi antara penguasa dan rakyat maka tidak akan ada tirani dalam sebuah negara. Tidak akan ada diktator mayoritas, juga tidak ada hegemoni sekelompok kecil orang terhadap kelompok besar yang miskin.

Jika ada komunikasi timbal balik yang adil antara pemberi kerja dan pekerja, maka tidak akan ada eksploitasi dari pemberi kerja  terhadap pekerja.  

Jika komunikasi timbal balik yang adil dilakukan terus menerus dalam suatu negara,seperti Prabowo  berbicara dengan nyamuk dan semut dengan rendah hati dan penuh perhatian,  maka revolusi berdarah tidak akan terjadi.   Bahkan cita-cita masyarakat yang adil,  setara dan  tanpa kelas,  seperti mimpi Major, sibabi tua yang bijaksana, sangat mungkin direalisasikan dibumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun