Status Les Bleus sebagai raksasa sepak bola dunia tak perlu diragukan lagi. Pemenang Piala Dunia dua kali (1998 dan 2018) dan finalis edisi 2022 ini kembali dianggap sebagai salah satu favorit utama untuk mengangkat trofi di Amerika Utara pada 2026.Â
Sejarah pertemuan dengan Azerbaijan pun melukiskan jurang kualitas yang dalam. Keduanya hanya pernah bertemu dua kali sebelumnya, selama kualifikasi Euro 1996, di mana Prancis menang dengan skor agregat 12-0, termasuk kemenangan telak 10-0.
Panggung Pembuktian Generasi Baru
Deschamps dipastikan harus merombak komposisi lini tengahnya. Absennya Aurelien Tchouameni akibat kartu merah di laga melawan Islandia membuka jalan bagi Adrien Rabiot untuk menjadi katalisator utama. Gelandang yang menemukan nyawa baru bersama AC Milan ini diharapkan bisa menjadi penyeimbang sekaligus pengalir bola utama dari lini kedua.Â
Di depan, semua mata tentu akan tertuju pada Kylian Mbappe. Ia tetap menjadi sentral permainan dan garansi gol bagi timnya, namun sorotan kali ini akan terbagi.
Cedera yang menimpa Doue dan Dembele adalah sebuah kehilangan, tetapi di sisi lain, ini adalah pintu yang terbuka lebar bagi Hugo Ekitike dan Michael Olise.Â
Bagi keduanya, laga melawan Azerbaijan adalah panggung pembuktian yang tidak boleh disia-siakan. Mereka akan mendapat banyak kesempatan untuk unjuk gigi melawan lini pertahanan yang, di atas kertas, berada beberapa level di bawah mereka.Â
Jika Ekitike mampu menunjukkan insting predatornya di depan gawang seperti aksinya bersama Liverpool di awal musim, dan Olise bisa menyajikan kreativitas dari sisi sayap, laga-laga berikutnya bisa menjadi ladang caps bagi mereka berdua. Ini adalah audisi terbuka untuk satu tempat permanen di skuad Deschamps.
Misi Mustahil Tim Tamu
Menghadang Prancis untuk meraih kemenangan di kandang mereka sendiri terasa sebagai sebuah misi mustahil bagi Azerbaijan. Perbedaan kualitas individu, kedalaman skuad, dan stabilitas tim membuat laga ini tampak sangat berat sebelah.Â
Satu-satunya perlawanan realistis yang bisa mereka berikan adalah mencoba menahan anak asuh Deschamps untuk tidak mencetak gol cepat. Jika mereka mampu menjaga skor tetap imbang, setidaknya hingga satu babak, tekanan perlahan akan menumpuk di pundak lini serang Les Bleus yang diisi wajah-wajah baru.
Akan tetapi, skenario tersebut agaknya sulit terwujud. Dengan kapasitas pemain yang tiga tingkat di atas Azerbaijan, Timnas Prancis sepertinya tidak akan kesulitan mengamankan tiga poin. Mbappe, dengan kecepatannya, akan menjadi teror konstan.Â
Ditambah lagi dengan motivasi membara dari Ekitike dan Olise yang ingin merebut hati sang pelatih, Prancis diprediksi akan mengunci kemenangan dengan margin gol yang besar.Â