Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... FOOTBALL ENTHUSIASTS

Just Persistence

Selanjutnya

Tutup

Games Artikel Utama

Pengalaman Sembilan Tahun Bermain Clash Royale

10 Juli 2025   12:24 Diperbarui: 10 Juli 2025   14:22 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain game Clash Royale. Sumber : Yoga Hastyadi Widiartanto/KOMPAS.com

Kompasiana - Sembilan tahun, tiga kali ganti smartphone, dan sekali berganti akun menjadi warna dalam pengalaman saya bermain game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), Clash Royale.

Game besutan Supercell ini adalah sebuah jawaban dari sebuah keresahan yang saya rasakan. Apa itu? Waktu. 

Sebelumnya saya cukup senang memainkan Clash of Clans (CoC) yang juga diproduksi Supercell, namun karena kesibukan, apalah itu, sering melewatkan war yang tentu membuat pihak lain kerap dirugikan. 

Lalu sekitaran awal tahun 2016, ada produk beta dari Clash Royale yang menawarkan permainan dengan heroes CoC namun dengan waktu maksimal tak sampai lima menit!

Langsung dong saya mendownload di Play Store, dan impresi awalnya begitu menggoda! Sesi training tiga kali, bisa menjelaskan secara keseluruhan bahwa Clash Royale bagaikan game berbasis kartu (Collectible Card Game) berpadu dengan catur cepat.

Duel satu lawan satu dengan pemain lain dari belahan dunia manapun dalam waktu awal tiga menit, saya pikir sama sekali tidak mengganggu sela-sela waktu keseharian. Entah itu istirahat kerja, saat makan, ataupun *maaf saat buang air besar.

Keseruan meletakkan kartu, yang bisa berisi troops, spells, ataupun buildings secara cermat dan tepat guna sesuai ketersediaan elixir, menjadi pengalih sementara dari kesibukan dunia.

Ini tentu juga dirasakan lawan saya, yang kerap kami beradu-ejek dengan emoticon marah, tertawa, ayam berkokok, ataupun gambar babi. Ya, game ini tidak memberi ruang untuk mengirim pesan tulisan berupa huruf, jadi olok-olok ataupun apresiasi bisa disalurkan melalui emoticon yang tersedia.

Di artikel ini saya akan sharing dua deck utama yang pernah saya gunakan dan juga suka-duka bermain Clash Royale.

Tampilan awal Clash Royale. Sumber : dokpri Greg Satria
Tampilan awal Clash Royale. Sumber : dokpri Greg Satria

Deck Awal, Berlindung di Balik Giant

Sesepuh atau orang-orang yang awal bermain Clash Royale tentu sangat familiar dengan deck awal delapan kartu memanfaatkan troop Giant dengan lima elixir-nya. 

Meskipun tidak bisa menyerang troop lain, Giant punya nyawa yang cukup besar untuk memberi waktu pada pemain memanfaatkan elixir-elixir berikutnya. 

Pilihan saya ketika menggunakan Giant adalah dengan troops jadul, Barbarians dan Valkyrie untuk melindungi serangan bawah, Archers, Baby Dragon, dan Musketeer untuk melindungi serangan atas, spell Arrows untuk membebaskan Giant dari serbuan Skeleton Army, dan Rocket yang bisa dipakai atau tidak, untuk mengakhiri pertandingan.

Dengan deck ini, jelas bermain dari bawah tower sendiri menjadi pilihan terbaiknya. Pelannya langkah Giant bisa memberi kesempatan semua troop lain berlindung di belakangnya.

Pada periode awal kemunculan game Clash Royale, saat kartu belum bejibun sebanyak 120 seperti sekarang ini, seringkali pertandingan berlangsung agak membosankan karena lawan juga punya strategi sama. 

Kalau tidak salah ingat, akhirnya ada periode di mana ada pemain yang menjadi rank tertinggi berhasil menghasilkan formulasi deck terbaik (deck dewa) menggunakan kartu dengan elixir minimal dan Bomb Tower serta Tesla sebagai "pembuat kesal". 

Formulasi elixir minimal inilah yang membuat saya malas bermain Clash Royale, hingga akhirnya Supercell menambah karakter-karakter kartu secara simultan dan melakukan adjustment agar tidak ada "deck dewa" lagi.

Deck awal untuk bermain Clash Royale. Sumber : dokpri Greg Satria
Deck awal untuk bermain Clash Royale. Sumber : dokpri Greg Satria

Deck Kedua, Variasi Kombo jadi Kunci

Lalu smartphone saya sempat rusak sekitar tahun 2019, hilang juga beserta Supercell ID untuk akun pertama Greg** Agak sedikit malas, tetapi karena game inilah yang bisa menemani waktu kosong sempit saya, saya putuskan mendownload ulang dan memainkannya dari awal lagi dengan user name ugougo.

Hebatnya dari Supercell, mereka tetap menyediakan lawan robot bagi kita yang telat bergabung ataupun mengulang lagi seperti saya. Ketika sekitar tahun 2020 saya memulai lagi bermain game-nya, karakter kartu yang tersedia jumlahnya sudah hampir seratusan!

Ini bisa menjadi asyik, atau justru bisa menjadi lama berkembang dan naik level. Sebab, konsistensi menentukan deck permainan sangat berhubungan dengan kecepatan mengumpulkan trofi. Trofi adalah hal yang terutama saya kejar, karena kalau berbicara King Tower Level, maka semua kartu koleksi harus dikembangkan. 

Hingga saat ini saya berada di King Tower Level 14 dengan trofi maksimal 9034 pada Arena 23 Valkalla. Artikel ini saya buat, sedikit banyak mengapresiasi diri sendiri yang selama sembilan tahun ternyata tetap setia bermain Clash Royale tanpa mengeluarkan satu perak pun untuk berbelanja meningkatkan level kartu.

Dan deck kedua saya yang bertahan cukup lama meski banyak opsi kartu baru, berisikan Witch (level 15), Spear Goblins (level 15), Magic Archer (Level 15), Barbarians (level 15), Minion Horde (level 15), Hog Rider (level 14), Miner (level 14), dan Valkyrie (level 14). Untuk menjaga King Tower, saya tetap percaya pilihan awal Tower Princess.

Delapan kartu pilihan saya ini menawarkan banyak kombo yang bisa digunakan secara cepat. Bisa Hog Rider diletakkan mendorong Valkyrie atau Barbarians, Miner diletakkan di belakang tower lawan untuk mengirim Hog Rider, Minion Horde, ataupun Barbarians, dan bisa juga berbasis melindungi Witch dengan banyak troops di depannya.

Variasi kombo saya rasa penting, karena kesulitan bermain dalam Clash Royale ini adalah menerima default susunan kartu awal yang diberikan komputer. Jika hanya memiliki satu kombo untuk menyerang, kita akan kesulitan mendapatkan timing untuk menang.

Satu Kombo Over-Power

Tentu menjadi kekesalan bagi beberapa pemain Clash Royale ataupun justru kesenangan bagi pemilik kartunya, apabila berhadapan dengan satu kombo over-power ini. Mega Knight dan Firecracker. 

Entah bagaimana Supercell mendevelop kedua troop ini hingga memiliki respon yang tidak tetap. Firecracker memang sah-sah saja jika mundur karena meluncurkan torpedonya, tetapi serangannya bisa tiba-tiba berubah tak menentu jika diserang troop lain.

Begitu pula dengan Mega Knight yang akan dipasang di depan Firecracker, yang smash nya bisa menyerang acak kerumunan dan tower, plus frekuensi lompatannya yang bisa tiba-tiba cepat.

Ya, tetapi inilah game MOBA. Tidak pernah ada deck dewa yang tak terkalahkan. Mungkin deck saya saja yang kesulitan menghadapi deck dengan kombo over-power ini.

Pada akhirnya, keterbatasan waktu juga yang membuat saya tak pernah lama menjadi anggota sebuah klan. Saya kerap alpa di momen WAR, jadi selain di kicked, saya juga sadar diri dengan keluar klan.

Meski demikian, semakin bertambahnya variasi permainan atau battle Clash Royale membuat saya sama sekali tidak kehilangan keseruannya kendati tidak ikut klan. Mau main kapanpun, asal punya waktu lima menit, bisa saya lakukan. 

Inilah satu alasan utama saya sulit bermain MLBB, Free Fire, ataupun FIFA kendati pernah mencoba semuanya. Jadi untuk penyuka catur yang tidak terlalu bisa main catur seperti saya, Clash Royale bisa menjadi solusinya!

Bravo Supercell!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun