Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... FOOTBALL ENTHUSIASTS

Just Persistence

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengejar Cahaya di Bumi Nusa Tenggara Timur: PLTS dan Misi MengEmaskan Indonesia

26 Juni 2025   21:51 Diperbarui: 28 Juni 2025   16:05 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerataan adalah kebutuhan mutlak, sebuah fondasi yang tak bisa dinegosiasikan. Kita tidak bisa hanya menjadi "Jawa-sentris" dalam pembangunan dan berharap seluruh Indonesia akan otomatis merasakan dampaknya. Kesenjangan ini akan menjadi beban, bukan aset.

Akses energi, khususnya listrik yang stabil dan terjangkau, adalah hak asasi manusia dan katalis utama bagi pembangunan. Tanpa listrik yang memadai, roda ekonomi pedesaan akan berputar lambat. Usaha mikro dan kecil tidak bisa berinovasi. 

Mengandalkan perluasan jaringan listrik konvensional mungkin terlalu lambat atau tidak ekonomis untuk menjangkau setiap pelosok Nusantara. Di sinilah peran energi terbarukan, khususnya PLTS, menjadi sangat strategis dalam konteks Indonesia Emas 2045.

PLTS memungkinkan solusi cepat, bersih, dan mandiri. Bayangkan: listrik stabil untuk mengoperasikan mesin pertanian, kulkas untuk menyimpan hasil panen, lampu untuk penerangan jalan di malam hari, dan internet untuk terhubung dengan dunia. Ini semua adalah langkah nyata untuk memutus mata rantai kemiskinan dan ketertinggalan, memberdayakan masyarakat dari bawah ke atas.

Membangun infrastruktur energi terbarukan di daerah terpencil adalah investasi dalam sumber daya manusia, dalam potensi ekonomi lokal, dan dalam keadilan sosial. Ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa ketika Indonesia menginjak tahun 2045, "emas" itu benar-benar tersebar merata, tidak hanya berkilau di satu pulau saja.

Peran Korporasi dan Jejak PT Pegadaian: Membangun Masa Depan Bersama

Di tengah ambisi nasional ini, peran korporasi, baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta, menjadi sangat krusial. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) tidak boleh lagi dipandang hanya sebagai kewajiban normatif atau sekadar pencitraan.

Ini adalah sebuah investasi strategis, sebuah jembatan untuk membangun masa depan bersama. Korporasi memiliki sumber daya, keahlian, dan jangkauan untuk memberikan dampak signifikan di area-area yang sulit dijangkau pemerintah sendirian.

Pemberdayaan PLTS di pedesaan, khususnya di Indonesia Timur, adalah lahan yang sangat subur bagi program TJSL. Ini adalah kesempatan bagi perusahaan untuk tidak hanya berkontribusi pada pembangunan nasional, tetapi juga memperkuat citra brand mereka sebagai entitas yang peduli, inovatif, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. 

Masyarakat akan mengingat dan menghargai perusahaan yang membawa terang ke desa mereka.

Salah satu contoh nyata yang patut diacungi jempol adalah langkah PT Pegadaian. Perusahaan ini sudah ikut ambil bagian dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 7, yaitu "Energi Bersih dan Terjangkau", melalui langkah-langkah yang fokus pada efisiensi dan tanggung jawab lingkungan.

Inisiatif mereka dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pesantren Darussalam Al-Gontory, Batam, adalah bukti konkret komitmen ini. Ini bukan sekadar membangun, tetapi memberdayakan komunitas dengan energi bersih dan berkelanjutan, yang sesuai dengan visi "MengEmaskan Indonesia, Tebar Manfaat Bersama Pegadaian".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun