AI mungkin dapat menghasilkan karya yang indah secara teknis, tetapi ia tidak akan pernah mampu menciptakan karya yang menyentuh hati.
Di Hari Seni Dunia ini, mari kita rayakan keunikan dan keindahan seni manusia. Mari kita hargai para seniman yang berani mengungkapkan emosi mereka melalui karya-karya mereka.Â
Jangan hanya karena FOMO, kita tidak pikir panjang dalam mereplikasi sebuah identitas seni.
Biar secara etik, para pelaku seni dan pengembang AI ini bertarung menemukan formulasi hukum yang solutif.Â
Sembari menunggu, kita harusnya bisa memberikan kredit kepada sang pemilik identitas seni yang sebenarnya.
Semudah menuliskan nama pencipta, meminta izin, dan terutama tidak mengklaim sesuatu yang kita "curi".
Bagi seniman baru, AI bisa menjadi senjata untuk menggugah emosi, menciptakan identitas, dan mempercepat waktu mereka menciptakan sebuah momentum besar.
Karena di dunia yang semakin didominasi oleh teknologi, emosi adalah satu hal yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh AI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI