Identitas Banksy bukan hanya tentang gaya visualnya, tetapi juga tentang keberaniannya untuk melawan arus, untuk berbicara lantang tentang isu-isu yang dianggap tabu.Â
Inilah yang membuat karyanya begitu kuat dan relevan, sesuatu yang tidak akan pernah bisa ditiru oleh AI.
Hayao Miyazaki: Dunia Fantasi yang Menyentuh Hati
Di sisi lain dunia seni, kita memiliki Hayao Miyazaki, sang maestro animasi Jepang yang dicuri habis-habisan gaya menggambarnya oleh para oknum FOMO.
Karyanya, seperti "Spirited Away" dan "My Neighbor Totoro," telah memikat hati jutaan orang di seluruh dunia. Miyazaki menciptakan dunia fantasi yang indah dan imajinatif, namun selalu sarat akan pesan moral dan emosional yang mendalam.Â
Ya, lagi-lagi emosi dalam karya, akan menjelaskan siapa pemilik sebenarnya dari seni tersebut.
AI mungkin dapat menghasilkan animasi dengan kualitas visual yang sama dengan karya Miyazaki. Namun, AI tidak akan pernah mampu menciptakan karakter-karakter yang begitu hidup dan alur cerita yang menyentuh hati.Â
AI tidak memiliki kemampuan untuk menanamkan emosi yang begitu kuat dalam setiap adegan, dalam setiap tatapan mata karakter-karakternya.
Miyazaki bukan hanya seorang animator, tetapi juga seorang pendongeng ulung. Ia mampu membawa kita ke dalam dunia fantasinya, membuat kita merasakan kegembiraan, kesedihan, dan harapan yang sama dengan karakter-karakternya.Â
Emosi: Esensi yang Tak Tergantikan
Banksy dan Miyazaki hanyalah dua contoh dari jutaan seniman di seluruh dunia yang karyanya dijiwai oleh emosi.Â
Karakteristik emosi inilah yang membuat seniman begitu kuat, begitu relevan, dan begitu tak tergantikan identitanya.Â
Seni juga meneropong tentang koneksi manusia. Ini tentang berbagi pengalaman, mengungkapkan perasaan, dan merayakan keindahan dunia.Â