Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meski Telat Panas, AC Milan Berpeluang Tutup Musim dengan Apik

7 April 2024   10:42 Diperbarui: 11 April 2024   17:05 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruben Loftus-Cheek (kiri), merayakan gol bersama rekannya usai cetak gol pada laga versus Bologna (27/1/2024).(AFP/PIERO CRUCIATTI) via kompas.com

Seusai tersingkir ke Europa League karena gagal bersaing di "Grup Neraka" Champions League 2023/2024, AC Milan sukses panaskan mesinnya lagi. Di Serie A mereka bisa menang lima kali beruntun hingga salip Juventus sebagai runner-up. Sementara di Europa League mereka dengan mantap akan berlaga di perempatfinal. Mampu tutup musim dengan apik, Rossoneri?

Menjamu Lecce dalam lanjutan giornata 31 Seria A, Sabtu (6/4/2024) WIB, AC Milan berhasil unggul telak 3-0 via gol Christian Pulisic, Olivier Giroud dan Rafael Leao. Kini Rosonerri teguh berada di peringkat kedua dengan 68 poin, unggul 9 poin dari Juventus hingga artikel ini dinaikkan. 

Mengejar Inter Milan? Lupakan saja. La Beneamata hanya tinggal meresmikan trofi yang sudah di depan matanya.

Punya predikat sebagai semifinalis UCL musim lalu (2022/2023), AC Milan membenahi skuadnya untuk kembali bersaing di level Eropa musim ini. Ruben Loftus-Cheek, Christian Pulisic, Samuel Chukwueze, Yunus Musah dan Noah Okafor didatangkan setelah mendapat "uang kaget" hasil penjualan Sandro Tonali.

Namun drawing UCL ternyata membuat AC Milan cukup kena mental. Tergabung di Grup F, mereka harus bersaing dengan PSG, Borussia Dortmund dan Newcastle United untuk memperebutkan dua tempat ke fase knock-out. Hasilnya, Rossoneri harus puas berada di peringkat ketiga, dan turun kelas ke UEFA Europa League (UEL).

Kondisi tim sempat goyang, terutama mulai berhembusnya isu pemecatan terhadap allenatore Stefano Pioli. Zlatan Ibrahimovic bahkan harus turun gunung, masuk sebagai salah satu penasihat tim, guna membangkitkan skuad dari keterpurukan. Sempat membuat banyak orang bingung dengan perannya, but it works!


Zlatan yang lebih sering memberi informasi ke luar, menjadi central of attention pemberitaan mengenai AC Milan. Sementara di Camp Milanello, Stefano Pioli bisa fokus untuk memperbaiki mental anak asuhnya tanpa banyak ditanyai seputar isu pemecatan. 

Rafael Leao cs bisa menyalakan mesinnya lagi yang sempat "mampet" gara-gara persaingan di UCL. Statement mereka pun jelas, akan mengejar trofi Europa League sebagai pelipur lara, sembari memperbaiki peringkat di Serie A. Semangat ini yang bisa membuat AC Milan bangkit di periode sepertiga akhir musim.

Peluang meraih gelar sangat terbuka di ajang UEL. Di saat banyak pihak menjagokan Bayer Leverkusen dan Liverpool karena alasan sentimental Xabi Alonso, AC Milan bisa saja menyodok ke Final dengan pengalaman Eropa-nya. Mereka harus melewati dulu hadangan AS Roma di perempatfinal, sebelum berpeluang menghadapi kedua tim itu di empat besar.

Cedera "Berjamaah" Para Bek di Fase Krusial

Inilah faktor teknis utama kegagalan AC Milan bersaing hingga tengah musim. Mempunyai bek-bek yang levelnya bukan top dunia, mereka tentu harus sering tampil untuk memadukan satu sama lain di atas lapangan. Faktanya, Simon Kjaer, Fikayo Tomori, Pierre Kalulu dan Malick Thiaw ternyata harus cedera berjamaah di fase krusial!

Bahkan di periode Desember 2023, Theo Hernandez harus sering menjadi bek tengah guna melengkapi satu bek yang tersedia. Kekalahan 2-3 dari Atalanta (10/12/2023) menjadi salah satu contoh mudahnya gawang Mike Maignan dibobol karena masalah ini.

Mendatangkan kembali Mattia Gabbia di bursa musim dingin akhirnya dilakukan untuk menambal cedera Malick Thiaw dan Kalulu yang ternyata cukup serius. Musim depan, kebutuhan bek tengah ini sangatlah urgent! Kabarnya Alessandro Buongiorno (Torino) dan Callafiori (Bologna) sudah masuk radar.

Cukup disayangkan karena AC Milan bisa saja bersaing dengan PSG dan Dortmund hingga matchday terakhir UCL, andai tidak kalah start di matchday awal. Stefano Pioli terlalu khawatir dengan lini belakangnya, sehingga menetapkan pendekatan counter attack ketika bersua PSG dan Dortmund di tiga laga awal.

Barulah ketika kemungkinan lolos mengecil, mereka bisa tampil baik dengan menghempaskan PSG 2-1 di San Siro (8/11/2023), serta melumat Newcastle United 2-1 di matchday akhir (14/12/2023). Nasi sudah menjadi bubur, Rossoneri harus rela turun kelas ke Europa League karena kalah selisih gol dari PSG.

Rafael Leao, Pulisic dan Loftus-Cheek Buat AC Milan Melambung

Di kompetisi Serie A, sebenarnya AC Milan tidak beranjak dari tiga besar sejak awal musim. Hanya saja, mereka tertinggal oleh Inter Milan dan Juventus yang terus memetik kemenangan hingga Januari 2024. Barulah setelah itu, Juventus tampil nge-drop, dan Rossoneri bisa bangkit dari kejatuhannya.

Artikel tentang Juventus yang kehabisan bensin, bisa dibaca pada link ini.

Stefano Pioli kemudian sukses memberikan motivasi bagi tiga pemain ber-atribut menyerang, Rafael Leao, Christian Pulisic dan Ruben Loftus-Cheek untuk stand-out menjadi motor tim di sisa musim.

Rafael Leao hanya bisa mencetak 6 gol dan 9 assist di Serie A sejauh ini, menurun jauh dibandingkan 15 gol dan 10 assist-nya musim lalu. Di tengah keterpurukannya, kapten Davide Calabria memberikan dorongan bahwa ia Leao bisa sekelas dengan Kylian Mbappe jika lebih klinikal lagi di lini depan.

"Jika dia lebih sadar akan bakatnya, dia bisa menjadi pemain nomor satu dunia, menurut saya dia punya kapasitas untuk meraih Ballon d'Or. Secara teknis, dengan karakteristik fisiknya, saya tidak melihat banyak orang seperti dia. Jika dia memiliki naluri membunuh Mbappe di depan gawang, saya pikir dia bisa memenangkan Ballon d'Or," ujar Calabria dikutip dari detiksport.  

Bisa jadi inilah yang membuat Rafael Leao mulai tajam lagi dengan dua gol dan 1 assist pada dua laga terakhir AC Milan.

Kemudian ada "Captain America" Christian Pulisic, yang kini mampu menjadi sosok pemimpin di lini depan Rossoneri. Ia bahkan sudah mengatakan, bahwa musim ini adalah versi dirinya yang lebih baik dibandingkan saat bermain di Dortmund ataupun Chelsea. Kariernya sempat alami kemandekan karena faktor cedera, dan itu bisa dihindarinya pada musim ini.

Ruben Loftus-Cheek malah lebih frontal lagi. Ia seperti lahir-baru bersama AC Milan usai keluar dari tanah Inggris. Kemampuan finishing serta mobilitasnya di sepertiga akhir, dicermati betul oleh Stefano Pioli, dibandingkan pelatih-pelatinya di Chelsea.

Sepuluh gol dan dua assist, terutama 4 golnya di Europa League, adalah bukti Loftus-Cheek akan memiliki peran penting bagi sisa musim AC Milan. Bersama Olivier Giroud, umpan lambung akan menjadi ancaman nyata bagi lini belakang lawan. Keduanya bagaikan tower-kembar yang siap menyergap setiap bola atas.

Next Step melawan AS Roma di UEL, lalu Bayer Leverkusen

Jumat, 12 April 2024 besok, adalah leg pertama perempatfinal UEL dimana Rossoneri berkesempatan menjadi tuan rumah terlebih dahulu melawan AS Roma. Seminggu berselang, giliran AS Roma yang akan menjamu mereka di Olimpico.

Wajah AS Roma sudah banyak berubah usai datangnya Daniele De Rossi. Tapi tetap saja, AC Milan akan diunggulkan dengan sejumlah faktor. Artikel tentang perubahan AS Roma di bawah asuhan De Rossi, dapat dilihat pada link ini.

Pengalaman Stefano Pioli unggul jika dibandingkan De Rossi pada ajang Eropa. Skuad AC Milan sudah mulai lengkap, dan fokus tinggi karena sudah nyaman di zona Champions League merupakan advantage mereka atas AS Roma yang masih terbagi fokusnya di Serie A.

Seperti pada laga melawan Lecce, Pioli bisa mengistirahatkan Giroud, Pulisic, Tijjani Rijnders dan Theo Hernandez di babak kedua untuk melemaskan otot-ototnya. Sementara AS Roma harus berjibaku dalam kemenangan tipis 1-0 atas Lazio di Derby Della Capitale. 

Saya pribadi cukup yakin AC Milan dengan tren luar biasanya, masih di atas AS Roma yang perlahan bangkit. Mattia Gabbia, Tomori dan Simon Kjaer sudah tersedia secara full-fitness untuk menghentikan pergerakan Romelu Lukaku dan Paulo Dybala. Selanjutnya, tinggal bagaimana Leao, Loftus-Cheek dan Giroud bisa maksimalkan peluang di depan gawang Mile Svilar.

Jika memang bisa lolos dari hadangan AS Roma, lawan yang kemungkinan besar dihadapi adalah Bayer Leverkusen. Akan tercipta pertarungan sengit dengan tim yang masih unbeaten di musim ini. Prediksinya akan fifty-fifty, dengan probabilitas Bayer cukup besar untuk menerima kekalahan perdananya di laga ini.

Pada akhirnya jika gambaran ini terwujud, musim AC Milan tidak bisa dikatakan buruk tahun ini. Menjadi runner-up Serie A adalah progres signifikan dibandingkan peringkat 4 musim lalu. Lalu menjadi juara UEL? Who knows. Grusak-grusuk ala Pioli kerap bisa menang di partai penting.

Selamat berdoa bagi para Milanisti, terutama agar tidak diledek terlalu parah oleh fans-fans Nerrazzuri.

Salam Olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun