Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Bukan Gagal Lolos, Tapi Memang Tidak Pantas Lolos

13 Desember 2023   11:46 Diperbarui: 13 Desember 2023   18:35 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eric Ten Hag dalam laga melawan Burnley. https://www.eurosport.com/

Sebagai seorang fans, tentu kita sah-sah saja berharap hingga detik terakhir akan adanya sebuah keajaiban. Perjuangan yang dirasa paling berat sekalipun, mungkin bisa menjadi berbalik dengan plot twist di akhir segmen, dengan harapan terjadinya happy ending.

Itulah yang coba diyakinkan Eric Ten Hag pada fans MU dalam konferensi pers sebelum laga Manchester United melawan Bayern. Ketika ditanya tentang bagaimana situasi klub seandainya gagal lolos ke fase gugur, Ten Hag menjawab:

"Saya tidak tahu. Yang saya tahu adalah saya tidak pernah berpikir dalam skenario negatif. Saya hanya berpikir positif. Kami tahu apa yang harus kami lakukan, kami harus menang agar bisa bertahan di Eropa, jadi ini semua tentang itu. Jadi saya akan mempersiapkan tim dengan perasaan itu, dengan keyakinan bahwa kami bisa melakukannya. Saya pikir kami telah menunjukkannya dalam beberapa minggu terakhir, ketika kami berada dalam kondisi terbaik, kami bisa melakukannya."

Lalu bagaimana fakta sebelum pertandingan?

Manchester United berada di juru kunci Grup A dengan 4 poin. Melupakan Bayern Munchen yang sudah pasti menjadi juara grup dengan 13 poin dalam 5 matchday, berarti persaingan hanya menyisakan 1 tempat di fase knockout untuk FC Copenhagen (5 poin), Galatasaray (5 Poin) dan United sendiri. Jadi, kalau mau lolos Manchester United harus menang melawan Bayern Munchen, sambil berharap Copenhagen dan Galatasaray berbagi hasil imbang. Nasib mereka tidak di tangan sendiri, tetapi tergantung hasil laga di Denmark.

Performa tim yang coba ditunjukkan secara tersirat oleh Ten Hag dalam sesi pra-pertadingan adalah kemenangan 3-0 di Goodison Park atas Everton, dan 2-1 atas Chelsea di Old Trafford. Lalu apa kabar hasil 3-3 di Istanbul? Kekalahan 0-1 atas Newcastle? Atau yang terbaru, pembantaian 0-3 oleh Dominik Solanke dkk. di Old Trafford Sabtu (9/12) lalu? Sepertinya Eric Ten Hag mencoba mengajak fans melupakannya.

Mundur kembali ketika 31 Agustus lalu seusai drawing penentuan Grup Liga Champions. Manchester United diprediksikan akan lolos dengan peringkat kedua di bawah Bayern Munchen. Galatasaray dijagokan turun ke Europa League, sementara FC Copenhagen akan menjadi juru kunci. Jadwal grup juga sudah berpihak kepada Setan Merah. Mereka bertemu lawan terberat, Bayern Munchen, di awal dan akhir Matchday. Plus, pertemuan dengan FC Copenhagen tersedia di Matchday 3 dan 4, berarti ada kesempatan mendulang 6 poin langsung dari tim yang digadang akan jadi lumbung gol.

Faktanya, kekalahan yang sudah diprediksi dengan skor 3-4 saat menyambangi Allianz Arena di laga pembuka. Matchday kedua diwarnai berbagai blunder sehingga kalah 2-3 lawan Galatasaray di Old Trafford. Nol poin di dua laga sudah menunjukkan ada yang tidak beres di skuad Ten Hag ini. Meski demikian, matchday 3 dan 4 akan jadi titik balik seandainya mereka mampu sapu bersih FC Copenhagen.

Jauh panggang daripada api, The Red Devils malah berbagi satu kemenangan dengan wakil Denmark, yang membuat mereka harus puas koleksi 3 poin dalam 4 laga. Bendera putih sudah siap dikibarkan, karena dua laga tersisa adalah away ke Istanbul dan laga pamungkas melawan Bayern Munchen.

Jadi, bagaimana bisa Eric Ten Hag tetap berpikir skenario positif sebelum laga melawan Bayern Munchen dihelat? 

Akhir dari Perjalanan Manchester United di Eropa

Hasil akhir pun telah didapatkan dinihari tadi. FC Copenhagen menang 1-0 atas Gala, yang membuat mereka lolos kedua kalinya ke fase knockout sepanjang sejarah. Dan untuk laga di Old Trafford, tuan rumah harus akui kehebatan FC Hollywood dengan skor 0-1 lewat gol tunggal Kingsley Coman. Setan Merah gagal tambah poin, berarti Galatasaray dapat 1 tiket turun kasta ke Europa League. Inilah akhir perjalanan Manchester United di Eropa musim 2023/2024. 

Ada satu tanya-jawab setelah pertandingan yang mewakili keseluruhan perjalanan Manchester United musim ini. Dikutip dari www.manutd.com, inilah pertanyaan yang diajukan dan jawaban Ten Hag.

Q : Hanya ada satu shoot on goal malam ini dalam pertandingan yang harus dimenangkan, saya tahu Anda mengatakan Anda bermain cukup baik tetapi apakah itu mengecewakan, dengan kurangnya peluang?

ETH : Ya, menurutku permainannya seperti ini. Saya pikir kedua belah pihak [memiliki] lebih sedikit peluang. Tapi saya pikir ada intensitas yang bagus dalam permainan dan saya pikir, dari sisi kami, kami membuat Bayern keluar dari ritme permainan mereka.  Tapi memang benar kita tidak mengambil manfaatnya. Selain itu, dalam periode permainan tersebut, kami memiliki peluang yang sangat bagus dari serangan balik, kami memiliki Bruno Fernandes dengan tendangan yang sedikit melambung di atas gawang. Jadi, kami memiliki momen-momen kami, tetapi kami tidak memanfaatkannya."

Opini Penulis

Pendapat penulis secara pribadi, tim sebesar Manchester United tidak bisa mengandalkan keajaiban untuk lolos di sebuah turnamen dengan skuad yang mentereng. Harus ada evaluasi realistis atas hasil yang telah didapat. Sir Jim Ratcliffe selaku pemilik baru klub, harus dengan tegas meminta pertanggungjawaban Eric Ten Hag dan ofisialnya. Lembaran Liga Champions musim ini sudah ditutup dengan kesimpulan United tidak pantas lolos ke fase gugur. 

Selanjutnya, harus ada proyeksi jangka pendek, sejauh mana ETH diberi kesempatan. Proyek "Ajax"isasi sudah berjalan setahun lebih dengan tren yang menurun di tahun kedua membuat fans harus sadar bahwa Manchester United lebih besar dari Ajax Amsterdam. Pelatih yang membawa pandangan baru ke klub, tidak boleh lebih besar dari klub itu sendiri. Contohlah Jurgen Klopp tidak akan berani men"Dortmund"kan Liverpool, karena sejarah The Kop lebih besar dari klub sebelumnya. Klopp hanya mengasimilasikan gegenpressing-nya dengan semangat khas Anfield "Never Walk Alone".

Terakhir, ETH harus lebih membumi, dalam pandangan secara pribadi dan juga tujuan kolektivitas klub. Seorang manajer memang sepatutnya melindungi hal-hal negatif di belakang layar dengan muncul ke depan, menutup semua masalah dengan positivisme. Tapi jika end-up nya berupa hengkangnya Cristiano Ronaldo, pengucilan Jadon Sancho, hingga dipinggirkannya Raphael Varane tanpa sebab, membuat stigma publik terpatri bahwa ia sudah melakukan sedikit abuse of power. ETH juga harus sadar, pemain-pemain yang menolongnya di awal musim ini adalah yang berniat ditendangnya Juli lalu. Mereka adalah Harry Maguire (POTM Premier League November 2023), dan topskorer tim Scott McTominay.

Semoga fans MU tetap diberikan ruang sabar karena akan ada saja hal-hal getir jika kondisi ini tidak berubah. Sebagai Fan sejati Chelsea, setidaknya penulis masih memiliki pandangan obyektif bahwa United masih bisa untuk menggapai zona Liga Champions musim depan, ASAL ADA PERUBAHAN. Keep The Blue Flag Flyin' Higher... GGMU. Salam Olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun