Salah satu hal yang menarik di sini adalah salib St Damian. Salib dengan gambar Yesus. Dipercaya mempunyai kaitan dengan pesan kepada St Fransiskus Asisi untuk membangun gereja. Di depan basilika ada tempat terbuka. Â Dari sana bisa memandang puncak bukit sekaligus wilayah Asisi bagian bawah.
Tentang St Klara dikisahkan sebagai berikut: Lahir di tahun 1194, St Klara berasal dari keluarga bangsawan. Tertarik dengan kotbah Fransiskus dan tergerak teladan hidup kemiskinan Fransiskus, Klara memutuskan menjalankan cara hidup Fransikus.
Di kapel Porziuncola, Klara menyerahkan dri kepada Tuhan memulai hidup sebagai biarawati. Mula-mula, tinggal dibiara Benediktin, selanjutnya Klara dibantu Fransiskus mendirikan ordo Klaris dan menempati gereja San Damian.
Di tempat ini, beliau wafat pada 1253. Dua tahun kemudian, Gereja menyatakan  Klara sebagai orang suci. St Klara disemayamkan di Basilikas St Chiara yang hingga sekarang bisa dikunjungi para peziarah.
Gereja Maria Maggiore: Tempat Santo Milenial
Peziarah bisa menempuh gereja ini  dengan berjalan kaki dari Basilika St Chiara. Setelah melewati banyak toko dan resto di kanan kiri jalan, ada turunan mengikuti kontur tempat perbukitan ini. Setelah melalui jalan menurun bebatuan yang usianya sudah berabad-abad ini, terdapat Gereja Maria Maggiore. Di sanalah terbaring Beato Carlo Acutis. Salah satu orang suci di abad 21 ini.Â
Menurut catatan Carlo Acutis sangat religius sejak kecil. Kuat mengimani ajaran dan tradisi katholik utamanya ekaristi. Acutis yang rajin mengikuti misa harian percaya Ekaristi adalah "jalan tol menuju surga".  Bakatnya dalam pemrograman computer, ia pakai untuk membuat  website dokumentasi mukjizat Ekaristi di seluruh dunia".
Carlo Acutis dijuluki sebagai Santo Millenial atas kecintaannya pada tehnologi, dan sebagai Cyber Apostle of the Eucahrist berkat karyanya tentang Ekaristi melalui media internet.
Mengunjungi gereja Maria Maggiore pada musim liburan musim panas, banyak bertemu rombongan anak-nak, remaja yang berziarah ke Lokasi ini.