Saat pengajuan proposal tesis saya beberapa waktu lalu, salah satu pertanyaan yang cukup banyak mencuat dari dosen pembimbing dan penguji saya adalah dimana letak kebaruan penelitian saya diantara penelitian-penelitian terdahulu. Beruntung, saya mampu mengolah data yang saya dapat yang awalnya berupa tabel maupun deskripsi dan menyajikannya ke dalam bentuk visual.Â
Patut diakui bahwa presentasi sebuah karya ilmiah merupakan hal yang penting untuk dapat berbagi temuan penelitian dan mendorong kemajuan di suatu bidang. Salah satu poin yang dapat cukup mendebarkan adalah bagaimana kita dapat menyajikannya dengan menarik. Elemen kunci dari presentasi yang menarik adalah bagaimana mengkomunikasikan kesenjangan penelitian (research gap) secara efektif, "jarak kosong" antara apa yang sudah diketahui dan apa yang ingin diatasi oleh penelitian kita saat ini. Di sinilah visualisasi berperan, menawarkan sebuah alat sederhana tetapi canggih untuk menyempurnakan presentasi kita dan memikat akademisi maupun peserta lain yang melihat karya kita.
Daripada hanya menggambarkan kesenjangan penelitian kita dengan kata-kata, kita dapat mempertimbangkan untuk menggunakan elemen-elemen visual untuk memberikan gambaran yang jelas. Hal ini memungkinkan audiens kita untuk memahami lanskap penelitian yang kita ajukan, memahami temuan akan bagian yang hilang dari karya kita, dan menghargai kebaruan dan pentingnya kontribusi kita sebagai peneliti.
Secara taktis, terdapat tiga cara kita dapat mempresentasikan research gap kita, yakni dengan metode konseptual, metode berbasis data (data-driven), hingga metode kreatif.
Visualisasi dengan Metode Konseptual
Metode konseptual memberi gambaran visual yang dapat secara cepat dan mudah pada audiens kita. Beberapa metode ini antara lain:
1. Diagram Venn:Â Kita dapat menggunakan metode ini dengan membuat dua lingkaran yang tumpang tindih, masing-masing mewakili kumpulan penelitian (yang sudah ada dan posisi penelitian milik kita). Area yang sepenuhnya tumpang tindih dapat menunjukkan kesenjangan penelitian yang belum ada sementara area yang sebagian atau tidak tumpang tindih dapat menunjukkan penelitian yang sudah eksis mengenai topik-topik terkait yang bersinggungan dengan penelitian kita.
2. Diagram konseptual:Â Metode ini menggunakan panah dan kotak untuk menunjukkan aliran pengetahuan dan mengidentifikasi di mana penelitian kita dapat menambah langkah baru atau berbeda dari penelitian sebelumnya.