Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Budidaya, Manfaat, dan Peluang Pasar dari Cabai Jawa

24 September 2025   07:37 Diperbarui: 24 September 2025   11:39 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah cabai jawa yang sudah tua warna kemerahan dan yang masih muda warna hijau (dok foto: Gregorous Nafanu)

Cabai Jawa atau sering disebut cabai jamu (Piper retrofractum) adalah tanaman rempah asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 

Piper retrofractum berbentuk memanjang menyerupai cabai rawit, berwarna hijau saat muda, dan berubah merah tua ketika matang. 

Selain dipakai sebagai bumbu masakan, rempah nusantara ini dikenal luas sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk kesehatan. 

Dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, khususnya dari industri herbal, cabai jawa kini menjadi komoditas potensial untuk dibudidayakan oleh petani maupun masyarakat.

Cara Budidaya Cabai Jawa

Budidaya cabai jawa relatif mudah dan tidak membutuhkan lahan luas. 

Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dengan ketinggian 0–600 mdpl, suhu 25–30 derajat Celsius, serta tanah gembur dengan pH 5,5–6,5. 

Persiapan lahan menjadi langkah pertama yang penting. Tanah dibersihkan dari gulma, dicangkul agar gembur, lalu diberi pupuk kandang atau kompos sebagai penambah nutrisi alami.

Tanaman cabai jawa adalah tumbuhan yang suka merbat sehingga perlu wadah untuk merambat (dok foto: Gregprous Nafanu)
Tanaman cabai jawa adalah tumbuhan yang suka merbat sehingga perlu wadah untuk merambat (dok foto: Gregprous Nafanu)

Cabai jawa umumnya diperbanyak melalui stek batang karena lebih cepat tumbuh dibanding biji.

Pilih batang sehat berumur lebih dari satu tahun, potong sepanjang 20–25 cm, lalu tanam dalam polybag berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk organik. 

Setelah akar kuat, bibit bisa dipindahkan ke lahan dengan jarak tanam sekitar 2 x 2 meter.

Karena termasuk tanaman merambat, cabai jawa memerlukan ajir atau tiang panjat dari bambu atau kayu. 

Penyiraman dilakukan dua hingga tiga kali seminggu, disesuaikan kondisi tanah. 

Pemupukan lanjutan menggunakan pupuk organik cair atau NPK diberikan setiap dua bulan sekali.

Perawatan juga mencakup penyiangan gulma dan pengendalian hama secara alami, misalnya dengan larutan daun pepaya atau mimba.

Cabai jawa mulai berbuah sekitar 8–10 bulan setelah tanam. Panen dilakukan ketika buah berwarna merah tua, kemudian dijemur hingga kering. Buah kering lebih tahan lama dan siap dipasarkan. 

Dengan perawatan baik, tanaman dapat berproduksi hingga tiga tahun. Beberapa refrensi dapat dilihat di YouTube dan beberapa media. 

Manfaat Cabai Jawa untuk kesehatan

Sejak lama, cabai jawa dikenal dalam pengobatan tradisional. 

Kandungan senyawa piperin di dalamnya dipercaya mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu penyerapan nutrisi.

Buah cabai jawa memiliki banyak khasiat untuk bumbu dan kesehatan (dok foto: Gregorius Nafanu)
Buah cabai jawa memiliki banyak khasiat untuk bumbu dan kesehatan (dok foto: Gregorius Nafanu)

Beberapa manfaat cabai jawa bagi kesehatan merujuk pada Puskesmas Meninting, Lombok Barat:

1. Meningkatkan stamina
Sering digunakan sebagai bahan jamu untuk menghangatkan tubuh dan menambah energi.

2. Melancarkan pencernaan
Membantu mengatasi perut kembung, masuk angin, dan gangguan lambung ringan.

3. Mengurangi nyeri sendi
Digunakan dalam ramuan herbal untuk meredakan pegal linu dan asam urat.

4. Meningkatkan imunitas
Sifat antioksidan alami yang dikandung Cabai Jawa dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit.

5. Bahan obat modern
Kini menjadi salah satu bahan riset untuk suplemen herbal di industri farmasi.

Kombinasi manfaat kesehatan tersebut membuat cabai jawa bukan hanya sekadar rempah dapur, tetapi juga aset berharga bagi dunia herbal dan farmasi.

Peluang pasar dalam negeri

Selain cara budidaya dan manfaatnya, aspek pemasaran menjadi kunci keberhasilan usaha cabai jawa. 

Di dalam negeri, pasar cabai jawa terbagi ke beberapa segmen utama:

  • Pasar rumah tangga: cabai jawa banyak digunakan sebagai bumbu masakan tradisional, terutama dalam olahan daging atau sambal jamu.

  • Industri jamu dan herbal: menjadi pembeli utama dalam jumlah besar, karena cabai jawa dipakai sebagai bahan baku suplemen, jamu cair, hingga kapsul herbal.

  • Industri kuliner modern: restoran dan produsen makanan kini mulai memanfaatkan cabai jawa sebagai bahan inovasi menu pedas alami.

  • Pasar online: penjualan melalui e-commerce dan media sosial membuka peluang luas. Cabai jawa kering dalam kemasan praktis menjadi produk yang laris di pasaran digital.

Buah cabai jawa muda kurang pedas daripada cabai tua sehingga panennya harus yang tua (dok foto: Gregorius Nafanu)
Buah cabai jawa muda kurang pedas daripada cabai tua sehingga panennya harus yang tua (dok foto: Gregorius Nafanu)

Untuk meningkatkan nilai jual, petani dapat mengolah hasil panen menjadi produk turunan seperti bubuk cabai jawa, ekstrak cair, atau kemasan herbal siap seduh. 

Branding produk dengan label kesehatan juga membantu menarik minat konsumen urban yang semakin sadar akan gaya hidup alami.

Cabai jawa adalah contoh nyata bagaimana tanaman lokal bisa memberikan manfaat ganda, kesehatan dan keuntungan ekonomi.

Dengan budidaya yang relatif mudah, khasiat luar biasa untuk tubuh, serta peluang pasar yang terus berkembang di dalam negeri, cabai jawa layak menjadi komoditas andalan petani maupun usaha kecil menengah.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun