Budidaya ikan lele kerap menjadi pilihan utama para petani ikan karena tahan banting dan cepat panen. Namun, siapa sangka di balik kelebihannya, lele menyimpan sisi gelap, yaitu sifat kanibal atau suka memakan sesamanya.
Fenomena ini kerap terjadi di kolam pembenihan dan pembesaran, yang jika tak segera ditangani, bisa menyebabkan kerugian besar, terutama dalam hal jumlah panen.
Pengalaman memelihara lele di kolam, lele yang sudah besar pun bisa saling menyerang. Lele yang terluka, kemudian dikeroyok terus lalu dimangsa hingga tinggal tulang dan kepala.
Selain memang, lele memiliki sifat kanibal, banyak faktor yang bisa menyebabkan lele kanibal terhadap sesamanya.Â
Berikut ini 9 faktor sekaligus tips untuk mengatasi kanibalisme ikan lele, memakan sesama lele.
1. Perbedaan ukuran yang signifikan
Perilaku kanibal pada lele seringkali dipicu oleh perbedaan ukuran. Ikan yang lebih besar akan memangsa ikan yang lebih kecil, terutama jika kebutuhan makan tidak tercukupi.Â
Ini adalah insting alami mereka untuk bertahan hidup, terutama saat merasa lapar atau berada dalam kondisi penuh tekanan. Maka dari itu, ketimpangan ukuran dalam satu kolam harus dihindari sejak dini.
2. Kepadatan kolam yang terlalu tinggi
Kepadatan ikan dalam kolam juga bisa menjadi pemicu utama. Ketika terlalu banyak lele berada dalam satu ruang terbatas, terjadi perebutan oksigen dan ruang gerak.Â
Stres yang ditimbulkan dari kondisi tersebut membuat lele mudah menjadi agresif dan memakan sesamanya. Oleh sebab itu, penting bagi pembudidaya untuk memperhitungkan kapasitas kolam sebelum melakukan penebaran benih.
Jumlah ikan dalam kolam juga harus diperhatikan. Hindari penebaran benih secara berlebihan. Idealnya, satu meter kubik air diisi 100–150 ekor lele tergantung sistem budidaya.Â
Jika terlalu padat, ikan akan lebih stres, rawan terserang penyakit, dan berisiko tinggi mengalami kanibalisme. Penjarangan perlu dilakukan jika populasi sudah mulai terlalu padat.