Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Padi Cianjur dan Sumbangsihnya untuk Nusantara

30 November 2022   10:10 Diperbarui: 30 November 2022   10:44 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padi Cianjur terlahir kembali (dok foto: intisari.grid.id)

Bencana gempa bumi yang tak terduga pada hari Senin (21 November 2022) meninggalkan duka mendalam bagi Indonesia.  Mari kita tetap mendoakan dan membantu meringankan beban saudara dan sahabat kita di Cianjur dengan cara masing-masing. Membantu secara ikhlas berupa materi atau berdoa untuk meringankan beban saudara dan sahabat kita di sana.

Cianjur adalah ibu kota sekaligus nama salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Bagi kami yang kategori petani, Cianjur sudah kami kenal jauh sebelum mengetahuinya sebagai satu dari ratusan kabupaten yang ada di Indonesia.

Apalagi kalau bukan beras atau padi Cianjur? Sejak kecil, kami sudah tahu bahwa ada padi sawah bernama padi Cianjur. Tetapi tidak tahu, varietas apa yang kami miliki saat itu. Orang tua kami hanya menyebutnya, Cianjur. Jadinya, di sawah kami yang luasnya hanya sekira 0,5 hektar itu ditanami dua jenis padi, Cianjur dan C4.

Belakangan, ketika sudah besar dan merantau ke Jawa Barat, barulah saya mengerti bahwa yang namanya padi Cianjur itu banyak varietasnya. Namun di kalangan petani, termasuk kami yang di kampung waktu itu, hanya menyebutnya sebagai padi Cianjur.

Menanam padi sawah di Cianjur sebagai upaya berkontribusi terhadap swasembada beras (dok foto: Tempo/Gunawan Wicaksono)
Menanam padi sawah di Cianjur sebagai upaya berkontribusi terhadap swasembada beras (dok foto: Tempo/Gunawan Wicaksono)

Yang paling populer, adalah Pandan Wangi Cianjur yang menurut informasi umum, beras pandan wangi tidak akan  menghasilkan bau pandan wangi apabila ditanam di luar Cianjur. Ya, seperti ubi Cilembu di Bogor dan ubi Nuabosi di Ende-Flores. Punya ciri khas tersendiri karena lingkungan tumbuhnya yang spesifik.

Lalu, mengapa padi Cianjur bisa ditanam di kampung kami saat itu? Ada jenis padi lokal lain yang sudah ditanam oleh para petani jauh sebelum munculnya varietas pandan wangi itu. Namun, jenis padi tersebut kini menjadi langka.

Dalam satu artikelnya (02/01/2017), media Jawapos.com menyebutkan 6 varietas non pandan wangi yang pernah ditanam di Cianjur. Jenis padinya bernama Cingkrik, Hawar Batu, Rogol,  Merah Jambu, Gebang Ombyok dan Randa Kaya. Namun dalam perkembangannya, menjadi langka karena petani memilih untuk menanam jenis lain, termasuk Pandan Wangi.

Sentra Sawah di Cianjur

Dari web.cianjurkab.go.id, kita dapat mengetahui bahwa Kabupaten Cianjur memiliki luas 361.434,98 ha. Terdiri dari 32 kecamatan dengan Cianjur sebagai ibukota kabupatennya.

Luas sawah terbesar ada pada 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Kadupandak, Pagelaran, Agrabinta dan Cibeber. Dari data Pemda Cianjur tahun 2014, luas lahan sawah di Cianjur mencapai 65.909 ha atau sebesar 18,2 persen luas wilayahnya. Namun mengalami penurunan pada tahun berikutnya, 65.782 ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun