Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Padi Cianjur dan Sumbangsihnya untuk Nusantara

30 November 2022   10:10 Diperbarui: 30 November 2022   10:44 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padi Cianjur terlahir kembali (dok foto: intisari.grid.id)

Kampung budaya Pandan Wangi Cianjur (dok foto: instagram@kampungbudayaapadipandanwangi via liputan6.com)
Kampung budaya Pandan Wangi Cianjur (dok foto: instagram@kampungbudayaapadipandanwangi via liputan6.com)

Salah satu kecamatan bernama Warungkondang, bahkan membangun kampung wisata bernama Kampung Budaya Pandan Wangi. Dilansir dari Liputan6.com (25/11/2022), lokasi ini berada tepat di Jalan Jambudipa, Desa Mekarwangi, Kecamatan Warungkondang. Kampung budaya ini memiliki 12 ha luas lahan yang ditanami dengan padi Pandan Wangi.

Dari Cianjur, Beras Pandan Wangi Merambah Nusantara

Produktivitas padi Pandan Wangi berkisar antara 7-8 ton per ha. Bahkan bisa mencapai 10 ton/ha ketika semua faktor, baik internal maupun eksternal berjalan secara baik.

Rata-rata, Pandan Wangi memerlukan waktu 5,5 bulan dari saat tumbuh hingga panen. Setahun,  dapat dipanen dua kali. Tentunya apabila tidak terkendala dengan sistem irigasi setempat. Namun petani juga perlu melakukan tindakan rotasi tanaman sebagai upaya mengistirahatkan dan memperbaiki lahan, sekaligus memutus mata rantai penyakit tertentu.

Beras Pandan Wangi Cianjur yang wangi dan pulen (dok foto: food.detik.com)
Beras Pandan Wangi Cianjur yang wangi dan pulen (dok foto: food.detik.com)

Pandan Wangi memang beda harumnya. Tetapi hati-hati, ada wangi KW alias tiruan akibat ulah beberapa pedagang beras yang ingin meraup keuntungan tak wajar dari ketenaran si Pandan Wangi ini. Belum lagi munculnya isu beras plastik yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Sebagai konsumen, sudah tentu harus berhati-hati agar tidak tertipu dengan KW dan plastik. Liputan6.com (25.11.2022)  merilis 4 tips bagi konsumen agar tidak tertipu.

Pertama, konsumen perlu mengamati bentuk dan tampilan berasnya. Beras Pandan Wangi asli memiliki guratan dari bekas sekam dan berbentuk bulat.

Kedua, terkait dengan warna beras. Bulir beras asli berwarna putih pada ujung-ujungnya. Warna tersebut merupakan zat kapur yang mengandung karbohidrat. Ini tidak ditemukan pada beras plastik.

Ketiga, perhatikan saat mencuci atau merendam beras. Beras asli, tetap akan berwarna putih dan menyatu dengan air. Sementara yang plastik tidak demikian.

Keempat, mengamati sifat alami beras. Cobalah meletakkan segenggang beras pada kertas dan perhatikan. Beras asli akan ada patahannya. Sementara yang plastik tidak natural, akan berbentuk lengkung dan tidak ada patahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun