Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Contoh Sikap Etnosentrisme yang Terjadi dalam Bersosial dan Berbudaya!

18 Oktober 2022   14:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   14:07 9394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by sasint on Pixabay

Apakah kamu pernah menjumpai seseorang yang merendahkan atau meremehkan budaya atau kebiasaan orang lain? Itu mungkin bisa dikatakan sebagai contoh sikap etnosentrisme yang merupakan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain karena menganggap budayanya lebih unggul.

Fenomena ini memberikan rasionalisasi untuk menyerang budaya atau subkultur lain dalam bentuknya yang lebih ekstrim, misalnya memotivasi kriminalisasi praktik dalam subkultur atau digunakan untuk membenarkan perang dengan negara bangsa lain. 

Itulah sebabnya, fenomena sosial budaya ini bisa berdampak negatif dalam bermasyarakat. Bahkan, tidak dalam satu lingkup negara sekalipun. Simak penjelasan tentang pengertian etnosentrisme dan contohnya. 

Apa Itu Sikap Etnosentrisme?

Istilah etnosentrisme sering digunakan di kalangan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia (KBBI), etnosentrisme adalah pandangan dan sikap masyarakat yang meremehkan budaya lain. 

Etnosentrisme ini dapat menimbulkan konflik antar kelompok dengan budaya yang berbeda. Alasannya adalah karena kelompok tertentu merasa budayanya lebih unggul dari yang lain. Etnosentrisme pada hakikatnya jadi sebuah penilaian suatu kelompok terhadap budaya lain, yakni dengan membandingkan nilai dan standar budayanya sendiri. 

Definisi lain dari etnosentrisme adalah pandangan bahwa budaya individu itulah yang terbaik, sedangkan budaya lain dianggap lebih rendah, bahkan hina. Singkatnya, etnosentrisme adalah fanatisme etnis.

Individu dan kelompok menganggap bahasa, agama, adat istiadat, dan perilaku mereka lebih unggul dari yang lain. Menurut Sumner, etnosentrisme adalah kecenderungan manusia untuk mementingkan diri sendiri, lebih unggul dari orang lain, dan individualistis. 

Asal usul fenomena etnosentrisme ini terletak pada sikap kelompok yang membandingkan budaya mereka. Akhirnya, etnosentrisme dapat mempengaruhi diskriminasi terhadap kelompok dengan budaya yang berbeda. 

Berdasarkan pengertian apa itu etnosentrisme, kamu mungkin merasa pernah menjumpai contoh sikap etnosentrisme pada seseorang. 

Contoh Sikap Etnosentrisme

Disadari atau tidak, etnosentrisme masih banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan. Misalnya, orang yang menindas, mengejek, atau menghindari teman dari Indonesia Timur seperti orang Papua hanya karena kulitnya yang gelap dan rambutnya yang keriting.

Fenomena etnosentrisme ini bahkan dapat dilihat di kota-kota besar seperti Yogyakarta. Sebagai kota multikultural, kota ini memiliki banyak pendatang dari penjuru nusantara dengan latar belakang budaya yang beragam. 

Masing-masing membawa kepentingan dan nilai lokalnya masing-masing. Jadi, kekhawatiran yang terkadang muncul adalah adanya perasaan primitif dan etnosentris. 

Misalnya, mahasiswa dari Medan (Suku Batak) selalu bersikeras pada sikap dan pendirian yang menggambarkan diri mereka sebagai orang yang tegas, keras kepala dan kasar. Orang Melayu dikenal pemalu, religius dan ramah dimanapun mereka berada. 

Orang Jawa membanggakan diri karena lebih maju dari daerah lain di bawah pengaruh orde baru. Oleh karena itu, stigma yang terbentuk dengan orang non-Jawa adalah stigma negatif seperti malas, kasar, dan memberontak.

Selain dalam kehidupan sehari-hari, contoh sikap etnosentrisme juga berlaku pada kelompok tertentu dalam skala besar. Seperti dalam suku Papua dengan kebiasaan menggunakan "koteka". 

Dari sudut pandang masyarakat Papua di luar pedalaman, menggunakan koteka adalah sebuah aib. Namun, bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman Papua, menggunakan Koteka adalah hal yang biasa dan kebanggaan tersendiri. 

Contoh lain juga terjadi pada budaya Carok yang merupakan budaya yang berasal dari Madura, dan merupakan perilaku yang melindungi harga diri dengan menyakiti pihak yang terlibat. 

Budaya Carok masyarakat Madura merupakan konsep yang sakral dan harus dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura. Konflik yang sedang berlangsung antara suku Dayak dan suku Madura sejauh ini tidak ada hikmahnya. 

Itu adalah salah satu konflik budaya yang paling terkenal di Indonesia. Contoh sikap etnosentrisme yang mungkin sering kamu temui adalah bullying atau diskriminasi pada kelompok tertentu. 

Ini bisa terjadi di sekolah, tempat kerja, atau lingkungan masyarakat sekitar kamu. Berdasarkan contoh sikap etnosentris tersebut tentu ada dampak negatifnya. Salah satu dampak negatifnya adalah kesulitan dalam penyesuaian kebudayaan. 

Oleh karena itu, hal ini akan menghambat pertukaran budaya yang memiliki nilai positif bagi mereka yang memiliki keberagaman budaya seperti Indonesia.

Nah, itulah contoh sikap etnosentrisme dalam masyarakat yang bisa kamu pahami fenomenanya. Apakah kamu merasa pernah menjumpai orang dengan sikap etnosentrisme ini?

Penulis: Lala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun