Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Acara Kompas TV: Gagas RI - Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat

7 Februari 2024   15:12 Diperbarui: 7 Februari 2024   15:21 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengikuti acara dari Kompasiana di Bentara Budaya Jakarta adalah kebahagiaan tersendiri  karena dapat mendengarkan langsung wejangan dari bapak Sultan Sri Hamengku Bowono X dan juga bertemu dengan teman-teman komunitas Kopaja71  yang ramah. 

Acara tersebut adalah Gagas RI dengan tema: Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakata dengan nara sumber bapak Sri Sultan Hemngku Buwono X sebagai Raja dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan dua panelis yang dihadirkan yaitu bapak Dr. Arie Sujito, S.Sos, M.Si, wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Pengabdian kepada masyarakat dan Alumni Mahasiswa Universitas Gajah Mada dan bapak panelis satu lagi yang tidak asing lagi dalam bidang kebudayaan yaitu bapak Mohamad Sobari seorang budayawan. Acara ini  dipandu oleh seorang moderator yaitu bapak Sukidi, pemikir kebhinekaan. 

Saya sangat tertarik dengan tema yang dibawakan yaitu berdaulat untuk kesejahteraan rakyat, apalagi saat ini menjelang Pemilu, banyak para calon-calon pemimpin baik calon Presiden, angota dewan ( DPRD dan DPR), berkampanye tentang kesejahteraan rakyat, mungkin agar mereka terpilih. 

Menariknya tema ini membuat saya ingin segera tiba di lokasi, tetapi apa daya, hujan turun lebat di daerah saya Cengkareng sekitar setengah empat. 

Tetapi apapun ceritanya, mau hujan, becek, kagak ada ojeg pun saya tetap jalan, tetapi nunggu hujannya reda dan puji Tuhan hujannyapun reda. 

Tiba di lokasi Bentara Budaya Jakarta, teman-teman sudah pada kumpul dan bercengkrama menunggu kehadiran bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta rombongan di tempat. 

Kami saling sapa sesama komunitas Kopaja71, ada yang masih baru kenalan di tempat ada juga yang sudah kenal saat-saat pertemuan sebelumnya di Monas. 

Ketika rombongan bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X tiba di tempat beserta jajaran pimpinan KG Media, saya sempat mendokumentasikan moment tersebut dalam sebuah jepretan foto. 

Setelah berfoto bersama, kamipun diajak oleh staf penerima tamu untuk melakukan daftar ulang, setelah daftar ulang kamipun dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah disediakan, sebelum acara dimulai. Saya lupa nama bapak tersebut, dan beliau ramah, sopan  dalam mengarahkan kami. 

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Saya juga tidak lupa mendokumentasikan makanan yang disediakan dan terima kasih atas sajian makanannya, semua enak beserta dengan jusnya. 

Kami menikmati makan malam bersama dengan rekan-rekan Komunitas Kopaja71 dengan bercengkrama lebih mengenal satu dengan yang lain. 

Setelah kami selesai menikmati hidangan malam, si bapak yang saya sudah lupa namanya mengarahkan kami ke ruang studio untuk memulai acara yang dinanti-natikan. 

Barisan kedua dari belakang adalah barisan yang paling tepat buat saya bersama dengan teman-teman lainnya. Setelah host menyampaikan beberapa rules dalam acara kamipun semua hening untuk mendengarkan pemaparan. 

Ada beberapa catatan saya dengan pemaparan yang disampaikan oleh bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X adalah pada kalimat nilai-nilai hidup terus berperan sebagai kompas dalam navigasi tata kelola Keraton Yogyakarta, dan pada akhirnya mewarnai ilustrasi pemerintah daerah Yogyakarta. Kepemimpinan yang berwibawa tidak hanya berarti memegang kekuasaan, tetapi juga memelihara keseimbangan manusia dengan alam dan menyatukan kodratnya dalam satu visi dan misi yang sama. Ketika saya memimpin harus mementingkan kepentingan yang dipimpin, sedang pada saat dipimpin mengikuti kepemimpinan sang pemimpinan.  Dalam kepemimpinan, pemimpin sebaliknya harus dengan ringan kaki turun ke bawah berkomunikasi dengan rakyatnya.  Pemimpin sebagai sebagai leader. Orasi yang disampaikan oleh bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X ini maknanya sangat dalam dan jika seluruh pemerintah daerah mengaplikasikannya maka negara akan semakin maju. 

Setuju jika pemimpin harus mau turun dan dengan rendah hati melihat masyarakatnya di pedesaan, melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, apa yang menjadi permasalahan dalam berbagai bidang  kehidupan masyarakat. 

Memang bidang kehidupan masyarakat itu sangatlah komplek seperti bidang eknomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, pertanian, tekhnologi, sumber daya alam dan sumber daya manusia dan masih banyak lagi yang dikerjakan untuk dapat mencapai tingkat kesejahtaraan masyarakat yang berdaulat dan berbudaya. 

Semua ini harus dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah, seperti yang disampaikan oleh bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X, tahu kebutuhan masyarakatnya. 

Seperti di daerah pertanian, petani tahu tanaman yang akan ditanam oleh petani dalam semusim, misalnya cabe yang sudah naik harganya dan juga diperhatikan masa panennya. 

Semua ini dapat terlaksana jika pemimpinnya mau turun ke lapangan, tidak hanya duduk santai mengontrol dari kantor saja, tetapi baiknya dapat melihat secara holistik kebutuhan dan permasalahan daerah yang dipimpinnya seperti yang disampaikan oleh bapak Sri Sultan Hamengku Bowono X. Jadilah seorang "leader" bukan "bos"

dokrpi
dokrpi

Pada kesempatan ini ada dua orang penanya satu dari mahasiswa UI dan satu lagi seorang bapak yang berasal dari Sumatera Utara yang tinggal di daerah perkebunan dan hidup berdampingan dengan suku Jawa, bahkan saat dia merantaupun dia juga hidup berdampingan dengan suku Jawa, sehingga dapat fasih menggunakan bahasa Jawa. 

Ketika bapak tersebut menyampaikan latar belakang kehidupannya, jawaban dari Bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X sangat bijaksana, boleh mengerti dan fasih menggunakan bahasa Jawa tetapi tetaplah menjadi orang Batak. 

Wah, keren banget wejangan bapak Sri Sultan Hemengku Buwono X ini dalam hatiku saya sangat setuju. Bahasa apapun yang kita kuasai, janganlah lupa akan jati diri kita, menjadi manusia yang berdaulat, beradab, beretika, berbudya, beragama dan berilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun