Mohon tunggu...
I Ketut Ghyana Govardhana
I Ketut Ghyana Govardhana Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi

one engine, two wings

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pindah Agama dalam Hindu Demi Sang Kekasih, Salahkah?

9 Mei 2020   18:30 Diperbarui: 8 Juni 2021   13:19 7111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pindah Agama dalam Hindu Demi Sang Kekasih (unsplash/kelly-sikkema)

"Disini saya akan menjelaskan beberapa aspek hukum yang ada dan kita sebagai umat Hindu wajib mengetahuinya termasuk pindah keyakinan demi cinta"

Tuhan menganugerahkan pikiran dan akalsehat kepada kita agar mampu berfikir secara jernih. Merasakan cinta, kasih sayang, ketulusan adalah dambaan bagi tiap manusia, lawan jenis yang berusahameyakinkan diri kita bahwa ini cinta, tetapi bisikan itu terus saja terhembusdi kepala kita. 

Sebab cinta tak lepas dari gairah, pemicu nafsu. Cinta tanpa nafsu? Sungguhkebohongan yang indah. Bayangkan jika hidup tanpa gairah? Seperti mayat hidup.Diam, lemas dan datar. Contoh kecil, saat makan. 

Bagaimana jika makan, tapitanpa nafsu? Fix kamu pasti tidak selera. Disini saya akan menjelaskan beberapa aspek hukum yang ada dan kita sebagai umat Hindu wajib mengetahuinya.

Baca juga : Bagaimana Pasar Hadir dalam Ritual Keagamaan Umat Hindu?

20+ Relationship Pictures | Download Free Images on Unsplash
20+ Relationship Pictures | Download Free Images on Unsplash
Hukum yang ada pada agama Hindu jika pindah keyakinan demi cinta dari aspekkitab suci veda. Sebelum saya jelaskan lebih jauh saya ingin mengingatkanpelajaran sd yaitu tri Rna atau tiga jenis hutang :


1. Dewa Rna hutang yang di miliki oleh manusia kepada Ida Shyang Widhi Wasakarena telah memberikan hikmat kehidupan kepada makhluk hidup. 


2. Rsi Rna hutang kepada Rsi karena telah mewariskan berbagai ilmupengetahuan kepada kita.


3. Pitra Rna hutang kepada leluhur karena telah membesarkan kita dari garisketurunannya. 

 

Jika kita berpindah agama maka pertanyaanya, dapatkah kita membayar ketigautang tersebut? 

Baca juga : Kerajaan Bercorak Hindu dan Budha di Indonesia

Mungkin jika membayar dewa Rna dapat di lakukan, saat seseorang pindah agama dengan menjalankan agama dengan serius dan menyerahkan diri sepenuhnyakepada Tuhan. 

Tetapi bagaimana dengan Rsi Rna? Bagaimana membayar utang  kepada leluhur? Bukankah utang harus di bayar? Sebenarnya hukum orang yang lalai terhadap tri Rna sangat mengerikan. 

Dalam Manawa Dharmasastra 6.35 (manusia yang tidak dapat membayar 3utangnya kepada brahman, leluhur serta orang tua) kalau seseorang telahmembayar ketiga utangnya kepada Tuhan, leluhur, Rsi hendaknya ia menujukanpikiran untuk mencapai moksa jika tanpa menyelesaikan tiga macam utangnya akantenggelam ke neraka.  Jika sudah meninggalkan Hindu berarti tidak bisa membayar lagi utangnya,karena tidak meyakini adanya tri Rna. 

Dalam Bhagavad-Gita bab 16 ayat 23, "ia yang meninggalkan ajaran-ajaran kitab suci veda, ada dalampengaruh nafsu tidak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuantertinggi" 

Umat Hindu seharusnya lebih bersemangat menjalankan Hindu karena sudahberada pada jalan yang tepat, sehingga tujuannya tidak akan sia-sia. Jikapindah agama tidak akan memberikan manfaat bagi kita dengan alasanapapun. 

Dalam prasasti kawitan leluhur di ungkapkan bahwa  "kalau kamu lupa kayanganmu, terkutuklah engkau tak akan pernah cocokbersaudara banyak bekerja tanpa hasil tidak henti-hentinya menderita penyakit.Jatuh kewibawaanya di hukum Bhuta Kala demikian peringatanku kepadaseketurunanmu" tersurat di dalam prasasti. 

Baca juga : Situs Candi Menggung, Keindahan Sejarah Peninggalan Situs Budaya Hindu di Nglurah, Tawangmangu

Umat Hindu sangat erat hubungannya dengan para leluhur sehingga kesannyasegala sesuatu di kaitkan dengan kawitan atau leluhur. Itu cara umat Hindumembayar utangnya kepada leluhur sehingga para leluhur menjadi puas danmenyayangi keturunannya. Karena itu jika ada keturunannya yang meninggalkanajaran leluhurnya akan marah. 

Hal yang sama juga tertuang dalan surat Sabdo Palon Naya Genggong bahwa raja brawijaya pindah agama dan mengajak sabdo palon namun sabdopalon menolak bahkan pergi, sehingga ia menyatakan di kemudian hari saatnyatiba ia akan muncul kembali dan menegakan ajaran leluhur di nusantara.  

Ia mengatakan bahwa "bila tidak ada yang memakai akan saya hancurkanmenjadi makanan setan, jin dan yang lainnya. Belum lega hati saya bila belumsaya hancur leburkan".

Umat se-dharma di masa lalu leluhur kita adalah Hindu kita lahir dariketurunan Hindu, bayangkan jika di tengah jalan kita tinggkan keluarga dan keyakinankita kepada leluhur maka sebakti kita telah hilang. 

Wajar jika kita mendapatkankutukan dari para leluhur karena itu mari kita kuatkan sebakti kita berkuattatwa agar kita menjalankan Hindu dengan segenap jiwa bukan sekedar ikut-ikutansaja agar tidak mudah pindah agama. 

Contoh kutipan yang saya ambil "kadang Tuhan menguji manusia dengan cintabeda agama hanya untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai penciptanyaatau ciptaan-Nya."

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun