Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Jokowi, dalam Satu Bantal Dua Mimpi

22 Maret 2025   06:14 Diperbarui: 22 Maret 2025   06:14 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam persaingan pada perhelatan di Pilpres 2019 itu,  Jokowi-Ma'ruf Amin (Cawapres Jokowi saat itu, merupakan tokoh ulama besar) mengedepankan keberlanjutan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, penguatan ekonomi, serta program-program kesejahteraan.

Sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno mengangkat isu ekonomi, lapangan pekerjaan, harga bahan pokok yang dianggap tinggi, serta kritik terhadap utang negara dan dominasi asing dalam ekonomi Indonesia.

Pelaksanaan kampanye berlangsung sangat sengit, bahkan terasa amat panas membakar. Media sosial memainkan peran besar, tetapi juga diwarnai dengan  banyak hoaks dan fitnah. Polarisasi di masyarakat sangat kuat, dengan munculnya istilah "cebong" (pendukung Jokowi) dan "kampret" (pendukung Prabowo).

 Debat-debat yang digelar KPU jadi ajang utama adu gagasan. Jokowi kerap tampil dengan data pembangunan, sementara Prabowo lebih banyak menyoroti kelemahan pemerintah dari sisi ketahanan ekonomi dan kedaulatan pangan.

Pada akhirnya,  Jokowi-Ma'ruf Amin menang dengan sekitar 55,5% suara, sementara Prabowo-Sandiaga meraih 44,5% suara. Kemenangan Jokowi cukup signifikan, meski tetap meninggalkan polarisasi di tengah masyarakat.

Kemudian,  pasca-Pilpres terjadi hal yang mencengangkan banyak kalangan, karena  meskipun persaingan sangat panas dan cenderung tak terkendali pasca Pilpres, tetapi hubungan Jokowi dan Prabowo mencair setelah terjadi adegan Pelukan Politik antara Jokowi dan Prabowo, dan Jokowi mengajak Prabowo bergabung ke pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan,

Hal ini dapat dipandang sebagai sebuah langkah yang sangat mengejutkan publik dan dianggap sebagai simbol rekonsiliasi politik ala Indonesia.

Oleh karena itu, persaingan politik antara Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019 ketika itu, bukan hanya soal persaingan politik dua tokoh besar, tetapi juga menggambarkan dinamika demokrasi Indonesia yang kian matang meski penuh tantangan polarisasi.

Dan dengan demikian maka,  rekonsiliasi Jokowi-Prabowo saat itu, menjadi pelajaran penting mengenai persaingan dan pertarungan politik tanpa dendam yang membara,  dengan basis kultural Demokrasi Pancasila.

"Satu Bantal Dua Mimpi"
 
   
Dalam sudut pandang _Hermeneutika Politik_ (menangkap makna di balik konsep),  sesungguhnya Jokowi dan Prabowo adalah dua sosok tokoh besar di negeri ini, yang  dalam  meniti karir dan membangun harapan serta impiannya sampai menjadi Presiden Republik Indonesia,  karena peran dan sentuhan "tangan dingin" yang sangat signifikan  dari seseorang tokoh politik di Negeri ini.

Sehubungan dengan hal itu, maka tidaklah berlebihan, kalau kemudian dapat dikatakan bahwa, di luar faktor
Kehendak Ilahi, maka yang amat berjasa  dalam "menyelamatkan"  jalan hidup Prabowo dan Jokowi dalam catatan sejarah dan suratan tangan keduanya,  adalah Ibu Megawati Soekarnoputri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun