Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Virus Corona "Menginfeksi" Dunia Pendidikan

13 Agustus 2020   14:03 Diperbarui: 13 Agustus 2020   14:13 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan demikian maka,  kondisi Pandemi ini telah memaksa sebagian besar daerah di Tanah Air yang belum berada pada zona hijau untuk  melaksanakan kegiatan belajar dari rumah melalui sistem belajar daring, karena kesehatan dan keselamatan siswa,  guru,  dosen dan tenaga kependidikan, serta keluarga dan masyarakat merupakan prioritas yang paling utama.  

Sehubungan dengan itu,  maka dengan meminjam  Yudho Giri Sucahyo (2020), dikatakan bahwa, pembelajaran daring bagi sebagian siswa bukanlah hal yang baru. Hal ini disebabkan karena sebelum Pandemi,  ketika pembelajaran guru dirasakan kurang mencukupi, maka sebagian siswa melengkapinya dari program bimbingan belajar,  dan sebagian lagi memanfaatkan platform seperti Ruangguru, Quipper, Zenius  atau mencari di Youtube.

Situasi seperti ini menjadi tantangan bersama untuk mengatasi ketimpangan pembelajaran dengan memastikan semua siswa memiliki fasilitas akses ke sumberdaya pembelajaran, dan seluruh sumberdaya pembelajaran yang diperlukan dapat diakses tanpa kendala ekonomi,  atau dengan perkataan lain,  tak boleh  ada satu siswa pun yang tertinggal.

Meskipun demikian,   muncul pertanyaan yang bernada menggugat bahwa,  apakah seluruh apsek dalam  definisi Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa,  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan,  pengendalian diri,  kepribadian,  kecerdasan,  akhlak mulia,  serta ketrampilan yang diperlukan dirinya serta  masyarakat,  bangsa dan negara dapat dicapai melalui sistem pendidikan daring ?

Kecuali itu, kondisi yang demikian  juga menyisakan banyak hal yang menjadi pertanyaan serupa bahwa,  apakah kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spiritual dan emosional  dapat diberikan secara sepenuhnya melalui proses pembelajaran daring ? Kemudian,  apakah hubungan antara guru dan murid dimana guru sebagai figur panutan sekaligus sebagai pendidik moral,  etika dan integritas pribadi serta karakter siswa dapat terbentuk melalui sistem pendidikan daring seperti ini ?

Dalam realitas pedagogis, secara nalar cukup logis untuk dipahami bahwa,  sudah tentu sistem pembelajaran jarak jauh tidak dapat menggantikan sepenuhnya proses pembelajaran fisik di dalam kelas,  sekolah dan kampus.  Kehadiran sistem kerja proses kreatif seperti ini merupakan keniscayaan yang realistis untuk  saling melengkapi,  bukan untuk saling menggantikan.

Oleh karena  itu,  dunia pendidikan di New Normal atau era Normal Baru ini, akan diwarnai dengan kombinasi yang serasi antara pembelajaran daring dan luring yang bersifat saling mengisi dan atau saling melengkapi. Guru akan lebih berperan sebagai fasilitator untuk melengkapi kompetensi siswa dari bahan daring atau luring.

Dilema Moral Membuka Sekolah

Sudah menjadi semacam pengetahuan umum bahwa,  Virus Corona atau Pandemi Covid-19 ini,  tidak hanya menginfeksi fisik manusia dan telah menimbulkan banyak korban jiwa,  tetapi juga secara masif telah pula 'menginfeksi' berbagai bidang kehidupan baik sosial,  ekonomi,  politik,  budaya, dan juga termasuk dalam bidang pendidikan.  

Dengan demikian maka,  implikasinya terhadap bidang pendidikan,  terutama terkait dengan bidang pendidikan formal di sekolah, baik di Tingkat Pendidikan Dasar hingga Perguruan Tinggi, telah mengalami dinamika dan perubahan sistem proses belajar mengajar yang tidak seperti biasanya,  dan memerlukan strategi adaptasi untuk dapat mengikuti proses belajar secara daring.

Kemudian,  dampak yang terasa lebih  serius adalah bagi anak didik,  baik siswa maupun mahasiswa karena kegiatan belajar tatap muka di kelas telah dihentikan dan sekolah serta kampus juga telah ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun