Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Nenek

2 September 2017   22:04 Diperbarui: 2 September 2017   22:46 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang   Nenek

 

Memandang nuansa pinggiran trotoar,

Tenda plastik bertebaran

Bagai sapuan kuas,

Menghias jalanan

merenda sisa-sisa asa yang terbuang,

Menghitung jemari sebanyak pejalan kaki

wajahnya yang mendung di balik kain kerudung.

 

Garis senyumnya tak lagi mau beraturan,

Hitam legam jejak langkah kehidupan

Duduk meringkuk di ujung keranjang,

ditegakkannya sandaran angan-angan

bertahan melewati berjuta keresahan

beban derita kian kelam menghujam

 

Aduh....nenekku yang renta bersuara..

Tarikan nafasnya seolah keluar raga,

Adakah sejatinya rasa kemanusian

masihkah engkau meratapi kehidupan

 

Aduh....nenekku renta duduk terkulai,

rupanya merah tetaplah merah

gemetar kakinya berpijak serempak

semusim ini dia sandarkan angan

 

Aduh...nenekku kumpulan terbuang

Mencari sepiring makan di buaian jalan,

terhimpit laju roda kehidupan

Dan terhempas bagai debu jalanan

 

Aku hanya membisu memandangmu

Merobohkan puncak kesombonganku,

melemparkan ke-aku-anku...!!

tempias tamparan matanya menembus jiwaku,

Nenekku Renta...

Bertahan di trotoar,

Semangat hidupmu menjawab kodrat alam,

engkau peluk erat selimut kegelisahan,

dan nyenyak mendengkur berbantal perih penderitaan.

 

 

Rasull abidin, 30 Jan 2012

Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun