Mohon tunggu...
Khus Indra
Khus Indra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecinta Sastra dan Seni |\r\nPengagum pemikiran Friedrich Nietzsche | Pengkritik ulung

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Asal Pilih, Pemula!

8 Juli 2014   16:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:01 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404787381765658842

Setelah sebulan lebih, timeline di media sosial baik Facebook maupun Twitter dibombardir dengan berita dan artikel mengenai dua pasang calon presiden kita. Akhirnya, romansa pemilu presiden (pilpres) memasuki masa tenang. Lantas, apa yang kita harus kita lakukan di masa tenang ini? Terutama bagi kalangan pemula.

[caption id="attachment_332634" align="aligncenter" width="474" caption="Pemilih Pemula (Sumber: Beritajogja.co.id)"][/caption]

Apa yang dimaksudkan sebagai pemula adalah mereka yang baru pertama kali akan melakukan pencoblosan pada 9 juli nanti, termasuk penulis. Kebanyakan yang terjadi di kalangan pemula adalah adanya sikap pesimis terhadap pencoblosan ini. Sebagian dari mereka berkata, “Nyoblos dan gak nyoblos sama aja, bro.” Ada juga yang berujar, “Nanti gue nyoblosnya tergantung mood aja deh.”

Sikap acuh tak acuh tersebut bukan tanpa sebab. Pertama, mereka muak dengan kualitas yang dihasilkan oleh pemerintahan selama ini. Kedua, mereka merasa bahwa terpilihnya presiden A atau B tidak akan berdampak pada mereka. Ketiga, mereka tidak suka dengan yang namanya politik.

Untuk pemula, pilpres 2014 merupakan ajang penentuan ke mana arah negara ini akan dibawa. Bisa dibayangkan betapa berharganya suara kita dalam menentukan masa depan negeri ini bersama.  Di masa tenang ini, kita sebagai pemilih dapat melakukan kontemplasi terhadap semua informasi yang kita dapatkan selama kampanye kemarin. Jangan memilih hanya karena hitung-hitungan kancing baju. Ini bukan sesuatu yang praktis, meskipun kita tidak akan berada lama di bilik suara nantinya. Perlu pemikiran jernih dan analisis lebih untuk menentukan pilihan kita.

Memilih presiden ibarat bermain di papan catur. Seorang pemain catur yang menentukan arah bidaknya, tentunya telah memikirkan berbagai kemungkinan dari pergerakan bidaknya. Dia juga berpikir mengenai resiko yang akan dihadapinya dan berusaha untuk mengantisipasinya. Dalam memilih presiden, kita bisa memposisikan diri kita sebagai pemain catur. Kita harus membaca setiap gerak-gerik dari pasangan capres-cawapres. Kita juga bisa menganalisis setiap poin-poin visi misi yang telah dikumandangkan oleh kedua capres tersebut.

Ingat, dalam permainan catur, setiap pergerakan bidaknya penuh resiko. Bisa saja apabila kita ngasal bergerak tanpa perhitungan, maka kita akan jatuh ke jurang kekalahan. Sisihkanlah waktu sebentar untuk mengecek kembali pilihan anda. Jangan memilih karena hanya menjadi follower ataupun ajakan orang lain tanpa pertimbangan nurani. Sering kali pemilih pemula terjebak dalam kondisi ajakan teman tanpa mencari tahu siapa yang akan dipilihnya.

Menjadi pemilih pemula bukan berarti kita harus memilih dengan sikap amatir. Dikotomi pemula dan tidak pemula hanya sebatas pertama kali terlibat dalam pemilihan presiden. Tetapi, dalam takaran pilihan, pemilih pemula yang memiliki jumlah persentase 11% dari 190.307.134 orang yang akan memilih, dapat berpikir lebih kritis dan tidak terjebak dalam pilihan pragmatis untuk menentukan pilihannya. Keterbukaan informasi yang sangat mudah didapat sekarang ini, dapat membantu pemilih pemula untuk menetapkan pilihannya dengan mantap. Bukan hanya sekadar meramaikan pilpres 2014 saja.

Dari pandangan penulis, kegairahan pilpres kali ini berbeda dari pesta pileg kemarin. Aura pilpres 2014 ini telah membawa kalangan golput kelas berat untuk turun gunung dan terlibat dalam memilih. Alasannya sederhana, adanya harapan terhadap sebuah perubahan yang lebih nyata menuju Indonesia yang lebih baik. Oleh sebab itu, sebagai pemilih pemula, mari kita wujudkan harapan-harapan tersebut. Gunakan hak suara kita dengan cermat. Saatnya untuk pemilih pemula menunjukkan taringnya untuk terlibat dalam pilpres 2014 ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun