Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Games

Ryse: Son of Rome, Menyelami Epik Sejarah dalam Dunia Game

13 April 2024   01:42 Diperbarui: 13 April 2024   02:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelajahi Kritik dan Penerimaan Terhadap Ryse: Son of Rome

Salah satu aspek yang paling sering dipuji dari Ryse: Son of Rome adalah grafisnya yang memukau. Dengan menggunakan CryEngine, game ini mampu menghadirkan detail yang luar biasa dalam karakter, lingkungan, dan efek-efek visual. Pemain dapat melihat setiap helai rumput bergoyang dalam angin, setiap tetes air yang jatuh dari atap, dan ekspresi wajah karakter yang kaya akan emosi.

Meskipun grafisnya memukau, banyak kritikus dan pemain yang menganggap gameplay Ryse: Son of Rome terlalu terbatas dan repetitif. Sistem pertempuran yang mengandalkan serangan bertahap dan pertahanan yang tepat waktu dapat terasa monoton setelah beberapa waktu. Kurangnya variasi dalam mekanik permainan juga menjadi sorotan, dengan beberapa pemain merasa bahwa game ini tidak menawarkan tantangan yang cukup besar.

Meskipun gameplaynya mungkin tidak memuaskan semua orang, banyak yang memuji narasi Ryse: Son of Rome yang mendalam dan menghargai sejarah. Cerita Marius Titus, meskipun fiksi, diatur dalam konteks sejarah yang akurat, menciptakan pengalaman yang mendalam bagi para pemain yang tertarik pada sejarah Romawi. Dialog dalam bahasa Latin juga disambut baik sebagai sentuhan realisme yang menyeluruh.

Satu kritik yang sering muncul terhadap Ryse: Son of Rome adalah bagaimana game ini dipasarkan. Trailer-trailer awalnya menampilkan gameplay yang spektakuler dan grafis yang memukau, namun beberapa pemain merasa bahwa ekspektasi yang dihasilkan dari trailer tidak sepenuhnya terpenuhi dalam versi final game. Ini mengakibatkan beberapa kekecewaan di antara pemain yang mengharapkan pengalaman yang lebih dalam dan kompleks.

Sejak dirilis, Crytek terus melakukan pembaruan dan peningkatan pada Ryse: Son of Rome , termasuk peningkatan visual dan penambahan konten tambahan. Hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus menyempurnakan pengalaman pemain dan mengatasi beberapa kritik yang muncul setelah peluncuran awal game.


Ryse: Son of Rome, Memahami Warisan dan Dampaknya

Ryse: Son of Rome tidak hanya menjadi game aksi yang menarik, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam industri game. Sebagai salah satu game peluncuran untuk Xbox One, Ryse  memperlihatkan kemampuan grafis konsol next-gen pada saat itu. Hal ini membuatnya menjadi sorotan dan menginspirasi pengembang lain untuk meningkatkan standar visual dalam game mereka.

Meskipun menerima kritik atas gameplaynya yang terbatas, Ryse  berhasil membawa inovasi dalam genre game aksi. Sistem pertempuran yang mengandalkan serangan bertahap dan pertahanan yang tepat waktu memberikan sentuhan strategis yang berbeda, meskipun masih perlu penyempurnaan. Pengalaman naratif yang mendalam juga membuka jalan bagi game aksi lainnya untuk mengeksplorasi cerita yang lebih kompleks.

Seperti banyak game yang mencoba menghadirkan sejarah, Ryse  tidak luput dari kontroversi. Beberapa kritikus menyoroti bahwa game ini memberikan gambaran yang terlalu glamor tentang kekerasan Romawi dan memperdebatkan sejauh mana game harus memperlihatkan kekejaman dan kebrutalan yang terjadi pada masa lalu. Meskipun demikian, sebagian besar pemain dan kritikus setuju bahwa Ryse  berhasil menciptakan pengalaman yang mendalam dan menarik.

Menggali Potensi Lanjutan dari Ryse: Son of Rome

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun