Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidup Sederhana untuk Kemanusian, Kisah Seorang Pahlawan di Desa Kecil

4 Maret 2023   02:37 Diperbarui: 6 April 2024   05:22 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang terletak di antara perbukitan, hiduplah seorang pria bernama Johanur Vandian Berg Andimeijer. Johanur sangat dihormati oleh masyarakatnya karena sifat-sifatnya yang terpuji. Ia hidup dengan sederhana dan selalu membantu orang-orang yang membutuhkan.

Suatu hari, ketika Johanur berusia 35 tahun, desa tersebut dihadapkan dengan masalah besar yang mengancam kedamaian. Ada sebuah konflik antara dua keluarga yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Konflik ini sudah menyebabkan banyak kerugian dan menyulitkan kehidupan warga desa.

Namun, Johanur tidak menyerah. Ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang adil dan merata bagi semua pihak yang terlibat. Johanur berbicara dengan kedua keluarga dan meminta mereka untuk saling memaafkan. Ia juga membantu mereka untuk menyelesaikan sisa-sisa konflik yang belum terselesaikan.

Dengan keberanian dan kebijaksanaannya, Johanur berhasil menyelesaikan masalah tersebut dengan damai. Kedua keluarga tersebut akhirnya bersatu kembali dan hidup bersama dengan damai. Johanur semakin dihormati oleh masyarakatnya dan dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya.

Johanur Vandian Berg Andimeijer tetap hidup dengan sederhana dan selalu membantu orang-orang yang membutuhkan. Ia tidak pernah memandang status sosial atau kekayaan seseorang. Ia selalu menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu, dan anak-anak yatim. Ia sering berbagi penderitaan dengan mereka dan berusaha untuk menolong mereka dengan segala cara yang ia bisa.


Meskipun hidup dengan sederhana, Johanur sangat kaya dalam hal moral dan etika. Ia membenci sifat-sifat tamak, angkuh, dan sombong, dan selalu berusaha untuk hidup dengan penuh kesederhanaan. Ia menghindari semua kejahatan yang sudah menjadi budaya pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar, dan lain-lain. Ia dikenal sebagai orang yang benar dan selalu memegang teguh prinsipnya.

Setelah puluhan tahun berlalu, Johanur Vandian Berg Andimeijer telah menjadi seorang yang sangat dihormati dan diingat oleh banyak orang di desa tersebut. Ia meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya bagi masyarakatnya dan menjadi teladan bagi generasi-generasi yang akan datang. Orang-orang akan selalu mengingat Johanur Vandian Berg Andimeijer sebagai orang yang benar dan selalu berusaha untuk hidup dengan sederhana dan penuh kasih sayang.

Suatu hari, ketika Johanur Vandian Berg Andimeijer berusia 50 tahun, ia terkena sakit yang cukup serius. Masyarakat di desa tersebut sangat khawatir akan kondisinya dan berbondong-bondong mengunjungi rumahnya untuk memberikan doa dan dukungan.

Saat itulah Johanur Vandian Berg Andimeijer mengungkapkan keinginannya untuk membuat sebuah taman yang indah dan ramah lingkungan di desa tersebut. Ia percaya bahwa taman tersebut dapat menjadi tempat yang baik bagi orang-orang untuk bersantai dan menikmati keindahan alam sekitarnya.

Masyarakat di desa tersebut merasa senang dengan ide Johanur Vandian Berg Andimeijer dan segera mengumpulkan dana untuk membangun taman tersebut. Johanur Vandian Berg Andimeijer sendiri juga turut membantu dalam pembangunan taman tersebut meskipun kondisinya sedang sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun