Cukup lama waktu yang kami habiskan di tempat ini. Saya sempat berkenalan dengan sepasang kekasih yang datang naik motor dari Depok. Mereka membawa kompor, makanan, dan kursi lipat dan saat saya dekati mereka sedang menggoreng cireng. Mereka menawari saya cireng, karena penasaran ingin tahu rasanya saya pun mencobanya. Â Saat hari sudah semakin siang, kami segera meninggalkan tempat tersebut dan mencari curug lain. Kami mendengar dari petugas di curug sebelumnya tentang curug Goa Lumut Endah dan Curug Pasir Reungit, jadi kami langsung menuju tempat tersebut. Ketika tiba di jalan masuk menuju parkiran kedua curug tersebut, lagi-lagi teman saya enggan berbelok ke area tersebut karena jalannya sempit. Dia lalu memilih untuk memarkir mobil di salah satu restoran yang area parkirnya luas di seberang jalan menuju kedua curug tersebut. Setelah minta izin kepada pelayan di restoran untuk memarkir mobil di situ dengan janji bahwa kami akan kembali untuk makan di situ, kami pun segera berjalan menuju kedua curug tersebut.
Kami menuruni anak tangga yang cukup curam dan akhirnya tiba di pintu masuk menuju curug Goa Lumut Endah. Jarak dari pintu masuk (tempat pembelian tiket) ke curug tidak jauh dan jalannya pun mudah. Saat tiba di air terjun kami pun segera turun dan mengambil beberapa foto. Tidak ada pengunjung saat itu ... tapi suasana agak mendung di situ membuat hati ini cukup was-was. Akhirnya kami kembali ke pintu masuk dan tidak jauh dari situ kami menemukan pintu masuk menuju curug Pasir Reungit. Setelah membeli tiket kami mulai berjalan menuju air terjun. Kami harus menuruni anak tangga yang cukup banyak dan licin, jadi kami harus berhati-hati saat menuruni anak tangga tersebut. Akhirnya kami sampai di bawah. Kami harus menyeberangi jembatan kayu supaya dapat mendekati air terjun. Curahan airnya lumayan deras dan di situ saya melihat beberapa pengunjung yang sedang berenang dan juga membuat foto. Walaupun saya tidak bermain air di sini, baju dan topi saya lumayan basah terkena cipratan air dari air terjun.
Tidak lama kami di sana karena kami melihat awan semakin gelap. Kami segera naik dan berjalan menuju pintu masuk. Ternyata tidak jauh dari pintu masuk terdapat beberapa warung makanan dan tempat parkir yang luas. Saat itu gerimis mulai turun dan saat kami tiba di area warung hujan pun turun dan deras sekali. Terpaksa kami berteduh di salah satu warung yang ada di situ. Dingin pun mulai terasa ... saatnya memesan minuman hangat. Lumayan untuk mengurangi rasa dingin. Sekitar dua puluh menit kami berada di warung itu dan ketika hujan reda kami segera berjalan menuju restoran dimana kami memarkir mobil. Tiba di restoran kami segera memesan makanan dan minuman yang ternyata tidak banyak pilihannya. Ketika makanan datang, hujan kembali turun jadi kami harus menunggu sampai hujan agak reda dan baru kembali ke Jakarta.
Ketika hujan mulai reda kami segera kembali ke mobil dan berangkat menuju Jakarta. Kami sempat berhenti di hutan cemara ketika kami melewatinya karena memang indah. Setelah mengamil beberapa foto, kami segera pergi meninggalkan kawasan tersebut. Kali ini kami mengambil jalan yang berbeda dari saat kami datang. Kami memilih untuk lewat Dramaga dan ternyata di depan kampus IPB terjadi kemacetan. Sempat mengeluh juga sih ditambah lagi hujan turun lagi dan semakin deras disertai angin, jenis hujan yang biasa turun di Bogor. Hari pun semakin malam dan kami putuskan untuk berhenti di Bogor untuk makan malam. Hujan masih belum reda dan untuk menghangatkan badan kami memesan soup. Cocok sekali untuk cuaca saat itu. Selesai makan kami masih mampir di salah satu restoran tidak jauh dari jalan tol Jagorawi untuk membeli kue pesanan istri dan anak teman saya.