Keira menatapku. Aku merasa sedikit berhasil walaupun dia masih diam.
"Aku rasa... Aku bisa menggantikan posisi dia. Maksudku... aku bisa jadi pa...."
"Josh!" sela Keira. Matanya melotot. Sejenak aku menjadi ciut.
"Iya?" tanyaku, pura-pura bodoh.
"Kamu kan tahu kamu nggak bakal mungkin bisa jadi pacarku!" seru Keira.
"Eh?" kataku, masih pura-pura nggak mengerti.
"Kamu itu bukan manusia, Josh! Kamu cuma arwah gentayangan yang tinggal di rumah sebelah. Kita nggak mungkin bisa jadian. Kamu kan tahu itu."
"Ahaha... Iya, aku tahu, kok," kataku. Malu sekali rasanya. Aku ingin menghilang saja tanpa pamit. Tapi aku tahu itu tidak sopan. Walaupun aku hantu, aku harus punya tata karma. Tidak boleh sembarangan datang dan pergi sesukanya.
"Maaf ya, Josh. Tapi aku berterima kasih banget karena kamu mau jadi teman curhatku. Kita cukup berteman saja, ya," bisik Keira.
Ah, iya. Aku memang bukan manusia. Aku hanyalah satu di antara sekian banyak makhluk halus yang bisa dilihat oleh Keira. Aku cukup beruntung karena ada manusia yang bisa melihatku dan mau menjadi sahabatku.
Cukup jadi teman saja.