Mohon tunggu...
Giyanto
Giyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Giyanto

Sriwijaya of University Agroekoteknologi Agronomi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menyiapkan Momentum

16 Mei 2015   05:37 Diperbarui: 17 Oktober 2015   23:38 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi Paradigmatis Pemikiran Gerakan

Pemuda untuk Membangun Bangsa
Penulis : Rijalul Imam, S. Hum
Komentar Tokoh
Ahmad Mukti Ali, Lc
Buku Menyiapkan Momentum yang ditulis saudara Rijalul Imam, S. Hum adalah baru, sebuah refleksi awal gagasan-gagasan besar tentang gerakan dakwah yang momentumnya sedang tumbuh subur di bumi Indonesia. Buku ini ditulis oleh seorang pemikir muda sekalius aktivis gerakan dakwah, sehingga gagasan-gagasannya insya Allah sesuai dengan realita dakwah yang kita butuhkan”
Nurhasan Zaidi
Ketua Umum PP Pemuda PUI (Persatuan Umat Islam)
“Semua sepakat bahwa sekarang sedang dihadapkan dengan krisis multidimensi: krisis ekonomi, perpecahan umat, kerusakan akhlak dan moral, dll. Semua sepakat bahwa perubahan suatu keharusan. Hampir sepuluh tahun era reformasi namun sama sekali tidak merasakan apa yang di cita-citakan. Ini semua terjadi karena perbaikan yang tidak pada jalurnya jauh dari aturan dari Yang Maha Memberi Perubahan. Maka dari itu di perlukan pemimpin yang memiliki daya kendali yang luas, memiliki kompetensi yang kuat dengan pendekatan dakwah global seperti halnya Nabi Sulaiman, itulah yang menarik dari buku ini, sehingga harus di baca oleh para aktifis gerakan.”
Buku Menyiapkan Momentum akan membahas beberapa hal penting diantaranya sebagai berikut; tentang cara pandang terhadap maslah yang menghubungkan fakta dengan ayat lalu menkonstruksikannya. Bagian kedua bagaimana cara membangun konsolidasi gerakan. Konslidasi yang dimaksud adalah lebih penyamaan persepsi, konsolidasi ide dan gagasan atau mabda dan fikrah. Ketiga akan membahas tentang akan membahas pematangan talenta kepemimpinan gerakan.

Bagian Satu
Membaca Simpul-simpul Realita
Tantangan Menjadi Umat yang Terbaik
Dahulu Islam di gelari oleh Allah sebagai khairu Ummah (sebaik-baik umat) gelar ini di raih karena kegemilangan islam ketika itu. Gelar khairu Ummah karena ketika itu melakukan tiga hal :

 

    1. Progresif melaksanakan dan mendukung proyek-proyek kebaikan,
    1. Berani memberantas dan mencegah proyek-proyek keterbelakangan dan keterburukan, dan
    1. Aktif meningkatkan hubungan keimanan pada Allah semata. (QS. Ali Imran: 110)

Dua Faktor

    1. Mereka yang mempersepsikan bahwa keterbelakangan ini di sebabkan oleh ulah kaum kolonial yang menjajah negeri-negeri Islam.
    1. Mereka yang mempersepsikan bahwa keterbelakangan ini di sebabkan oleh internal umat Islam sendiri.

Dari dua faktor di atas yang paling krusial adalah karena faktor internal umat Islam itu sendiri, bukan berarti faktor eksternal tidak berpengaruh. Dalam sebuah hadits bahwa di terangkan sema ini di karenakan penyait “wahn”. Cinta dunia dan Takut Mati.
Dalam persoalan di atas Allah SWT menjawab denagn satu jawaban.
“Sesungguhnya eksistensi kalian sangat di takuti di dalam sanubari mereka ketimbang pada Allah. Hal itu tiada lain karena mereka adalah kaum yang tidak faqih.” (QS. Al-Hasyr : 13).
Sebuah peradaban akan ditakuti oelah peradaban lainnya, apabila peradaban lain tersebut tidak menguasai sistem pengetahuan lawan peradabannya”
Diagnosa Akibat Keterpurukan Bangsa Menurut Al-Quran
Al-Quran memvisualisasi gambaran ideao sebuah bangsa denagn dua kontent yakni sebagai negeri yang baik dan Tuhanpun mengampuni penduduknya Baldatun Thoyibatun Warobun Ghafuur.

    • Lalainya masyarakat terhadap prinsip-prinsip kebenaran agama
    • Melemahnya daya kritis terhadap realitas ketimpangan yang terjadi
    • Tidak mensyukuri nikmat material dan spiritual yang telah di sediakan
    • Kekuasaan yang cenderung merusak potensi kebaikan dan tatanan masyarakat.
    • Hilangnya keharmonisan dan kontrol sosial
    • Hilangnya nuansa Robbaniyah dan terputus dari relasi spirite nubuwah

Reteorientasi Triaspolitika untuk Perubahan Sosial Politik
Dalam Al-Quran bahwa tiga hal atau triaspolitika penguasa, pengusaha, dan militer. Dengan ekstrim Al-Quran mentamsilkan bahwa ketiga kekuatan itu mencapai puncaknya pada tiga orang : Firaun, Hamman, dan Qorun.
Firaun, seorang penguasa absolut sehingga mengklaim dirinya sebagai tuhan dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat.
Hamman, seorang panglima militer yang tangguh. Dengan kekuatan yang dimiliki kerajaannya nyaris tidak ada isu-isu perlawanan dari negara lain.
Qorun, seorang penguasaha yang kaya raya sehingga manusia pada zaman ini masih bisa menemukan hartanya “harta karun”.


Tugas Pemuda
Satu hal yang menjadi tugas kita saat ini adalah bagaimana agar menjadi pemimpin di setiap poros tersebut melakukan advokasi para pekerja di ketiga poros tersebut dan mengisi poros tersebut dengan Sumber Daya Muslim yang mencita-citakan persemaian islam didalamnya. Maka jika ketiga poros ini kita yang pegang insya Allah kebaikan islam akan lebih nyata.

Membaca Fenomena Hari Ini dari Surah Al-Kahfi
Mengapa harus surah Al-Kahfi? Karena surah ini tiada lain dari perintah rosulullah karena akan menguatkan diri kita dari fitnah “Dajjal” meskipun tidak ada hubungannya dengan Dajjal, maka jika di kaitkan akan menjadi sebuah musibah besar. (baca surah al-kahfi).
Empat Kisah Musibah Besar

    1. Kisah Penghuni Gua (Ashabul Kahfi)Pelarian merupakan jalan terakhir dari kesulitan yang mereka alami, dan semua ini yang perlu di garis bawahi adalah kata Iman dan Pemuda.
    2. Kisah Pemilik Dua Kebun
    3. Kisah Musa dan Khidir, dan

Intelektual dan Kegaiban

    1. Kisah Dzul Qarnain

Mengisahkan sejarah kepemimpinan pemuda yang luar biasa, dan kejayaan itu kelak akan ada, namun sebelum menuju kemenangan tersebut kita akan di hadapkan dengan krisis kepemimpinan yang hebat di berbagai negeri. Sekaranglah kondisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun