Mohon tunggu...
EG Giwangkara S .
EG Giwangkara S . Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang juga bapak dari tiga orang anak dan suami dari seorang istri.\r\n\r\nAgak berpendidikan dengan kacamata lebar agar bisa melihat dunia tampak lebih luas dari sebuah tempurung.\r\n \r\nPehobi jalan-jalan, tapi hampir selalu terbentur aturan seperti buruh pabrik lainnya ; cuti !\r\n \r\nRelatif pendiam, tapi kadang banyak bicara, setidaknya melalui tulisan dan foto.\r\n\r\nJangan tanya soal keyakinan, karena bagi saya itu bukan untuk dipertanyakan, apalagi diperdebatkan. Tapi Insya Allah saya akan memegang apa yang selama ini saya yakini.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menaikkan Harga BBM, Perlu kah ?

28 Agustus 2014   18:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:16 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi kronologi terjadinya subsidi BBM tuh begini :
Setiap tahun sebelum perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk pengelolaan migas di Indonesia, dalam hal ini Pertamina, duduk bareng satu meja bersama Pemerintah (yang kalau tidak salah diwakili kementrian yang mengurusi transportasi), kemudian asosiasi / organisasi jasa angkutan umum (terutama angkutan darat / Organda), dan asosiasi / organisasi produsen kendaraan bermotor, dan untuk DPR saya lupa dilibatkan atau tidak, tapi kalau tidak salah sih ya dilibatkan.

Dari duduk bareng tersebut akan didapat data :


  • Dari Kementrian Perhubungan dan asosiasi / organisasi jasa angkutan akan didapat data populasi kendaraan dari setiap daerah, baik jenis dan jumlahnya. Dari data ini nantinya akan dipilah mana kendaraan umum, kendaraan pribadi dan kendaraan industri untuk satu tahun kedepan.
  • Dari asosiasi / organisasi produsen kendaraan bermotor akan didapat data jumlah dan spesifikasi kendaraan bermotor yang beredar. Hal ini akan berkaitan dengan jenis BBM yang akan diproduksi berdasarkan  rasio kompresinya untuk satu tahun kedepan. Dari data jumlah kendaraan berdasarkan rasio kompresi inilah akan menentukan berapa jumlah Premium dan Pertamax yang harus dibuat.
__________________________________________________
Untuk tambahan pengetahuan :
Rasio Kompresi (Compression Ratio) adalah perbandingan volume dalam ruang bakar mesin antara volume (V1) saat titik mati atas (TMA) berbanding dengan volume (V0) saat titik mati bawah (TMB). Untuk kendaraan dengan rasio kompresi 1 : 10 atau diatasnya harus menggunakan Pertamax, dan untuk kendaraan dengan rasio kompresi dibawah 1 : 10 bisa menggunakan Premium.

[caption id="attachment_340092" align="alignnone" width="500" caption="Rasio Kompresi"]

14092816011002225654
14092816011002225654
[/caption]

Rasio Kompresi bisa dilihat di buku manual kendaraan, baik mobil maupun motor, seperti pada contoh untuk mobil Timor S515i berikut, yaitu 1 : 9,3

[caption id="attachment_339921" align="alignnone" width="520" caption="Gambar 2 : Kompresi Rasio Timor S515i"]

14091857772013048145
14091857772013048145
[/caption]

Dari kompresi rasio dapat diketahui Research Octane Number (RON) atau jenis BBM apa yang dibutuhkan untuk kendaraan tersebut dengan rumus sebagai berikut :

RON = [ 1 - (Compression Ratio) ] x 100

Untuk contoh mobil Timor S515i di atas maka perhitungannya adalah :

[ 1 - ( 1/9,3 ) ] x 100 = 89

Sementara untuk contoh mobil Honda Jazz I-DSi yang memiliki rasio kompresi 1 : 10,4 perhitungannya adalah :

[ 1 - ( 1/10,4 ) ] x 100 = 90

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun