Mohon tunggu...
Giovani Walewawan
Giovani Walewawan Mohon Tunggu... Seniman - Seorang penjelajah yang merasa tersesat di jalan yang benar

Ad Infinitum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sebuah Diskusi

20 Maret 2019   18:29 Diperbarui: 20 Maret 2019   18:37 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari beberapa kita yang bekerja mencari makan untuk tetap hidup

Sederhana, bahagia dengan banyak cinta pernah bagiku itu cukup

Tetapi itu justru kecukupan untuk kecukupan lainnya

Seperti pintu untuk pintu lainnya

Kehidupan adalah makna dari pemaknaan itu sendiri

Kita terus mencari makna dari kehidupan dimana makna itu tidak pernah kita sadari

Dan seperti orang iseng, menelusuri halaman gereja, Kita membaca tulisan pada nisan-nisan yang berjajar di situ

Aku terkejut melihat Kau berhenti di depan semacam monumen terbuat dari marmer

Tulisan yang agak buram pada monumen itu menyebutkan Gnoty Zeuton  kemudian tepat di bawahnya juga Meden Agan

Kemudian kita terus memasuki lorong-lorong gelap tanpa arah, di sana begitu menakutkan, kau juga mengetahui itu

Tapi kita sama-sama menolak untuk sejalan, seingatku kau memilih ke kiri dan Aku berjalan ke kanan
ini menjadi kendala, kita telah tersesat sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun