Mohon tunggu...
Gita Zhahra
Gita Zhahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi olahraga,dan menganalisa film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diduga Stress Seorang Ibu Nekat Bunuh Diri di Rel Stasiun

9 November 2023   00:22 Diperbarui: 9 November 2023   00:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang wanita hendak melakukan perbuatan yang tak diharapkan di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun, Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris David Purba mengatakan bahwa wanita tersebut sebenarnya hendak bunuh diri. Beruntung, petugas keamanan stasiun berhasil mencegahnya.

Wanita berinisial II (37) hendak melompat ke rel kereta api saat suaminya pergi membeli air minum di sekitar area stasiun. Petugas keamanan stasiun yang curiga kemudian menghampiri wanita itu untuk mencegah sesuatu yang tak diinginkan. Setelah berhasil mencegah insiden yang tak diinginkan, petugas membawa dan meminta keterangan II perihal alasannya yang berniat melompat ke jalur rel kereta api di pos PKD.

Sebuah video yang menunjukkan seorang wanita hendak membuang bayinya di rel Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, viral di media sosial. Namun, Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris David Purba mengatakan bahwa wanita tersebut sebenarnya hendak bunuh diri. Beruntung, petugas keamanan stasiun berhasil mencegahnya.

Berdasarkan keterangan David, insiden itu terjadi pada Sabtu (2/9/2023) sekitar pukul 18.45 WIB. Wanita tersebut berinisial II (37) dan hendak naik commuterline (KRL) dari peron dua bersama sang suami, W (42). Ketika W hendak membeli air minum di sekitar area stasiun, II lantas mencoba bunuh diri dengan melompat ke rel. Namun, aksi II berhasil digagalkan petugas keamanan stasiun.

Petugas keamanan dalam (PKD) yang merasa curiga kemudian menghampiri wanita itu untuk mencegah sesuatu yang tak diinginkan. II berdiri melebihi garis batas yang ada di peron, sehingga petugas langsung menghampiri II karena posisi berdiri II dinilai bisa membahayakan nyawanya.

Setelah berhasil mencegah insiden yang tak diinginkan, petugas membawa dan meminta keterangan II perihal alasannya yang berniat melompat ke jalur rel kereta api di pos PKD. "Setelah dimintai keterangan, terungkap penumpang itu ternyata memiliki masalah dengan suaminya," tutur David. Setelah mendengar penjelasan II, petugas PKD melakukan mediasi antara suami dan istri tersebut.


Petugas PKD lantas melakukan mediasi dan meminta II membuat surat pernyataan supaya tak mengulang perilaku serupa di kemudian hari. "Setelah dilakukan mediasi dan membuat surat pernyataan, penumpang itu untuk sementara belum diperbolehkan menggunakan kereta rel listrik (KRL). "Sehingga mereka melanjutkan perjalanan pulang menggunakan taksi online dengan tujuan Tambun Selatan pada pukul 20.32," tutup David.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini.

Dalam kasus ini, seorang ibu berusia 37 tahun yang berada di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, diduga ingin bunuh diri dengan melompat ke rel kereta api. Namun, aksi tersebut berhasil digagalkan oleh petugas keamanan stasiun. Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mungkin menjadi pemicu kejadian ini:

  • Masalah mental: Wanita ini diduga mengalami stres, yang mungkin menjadi faktor pemicu keinginannya untuk bunuh diri. Masalah mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan jiwa lainnya dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri.
  • Masalah ekonomi: Meskipun tidak dijelaskan secara rinci dalam berita, masalah ekonomi juga dapat menjadi faktor pemicu dalam kejadian ini. Ketidakstabilan keuangan, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau tekanan finansial lainnya dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa.
  • Lingkungan sekitarnya: Lingkungan yang tidak mendukung, seperti konflik keluarga, tekanan sosial, atau isolasi sosial, juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang. Dalam kasus ini, tidak dijelaskan secara rinci mengenai lingkungan sekitarnya, namun, hal ini dapat menjadi faktor pemicu yang mungkin.

Untuk mencegah kejadian serupa terulang, berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan:

  • Peningkatan kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan mental dan pentingnya mencari bantuan ketika mengalami masalah. Kampanye pendidikan dan sosialisasi dapat membantu mengurangi stigma terkait dengan masalah kesehatan mental dan mendorong orang untuk mencari bantuan.
  • Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan jiwa, termasuk konseling dan terapi. Dengan adanya layanan yang mudah diakses, individu yang mengalami masalah kesehatan mental dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan dengan cepat dan efektif.
  • Meningkatkan kerjasama antara lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat dalam menyediakan dukungan dan bantuan bagi individu yang membutuhkannya. Dengan adanya kerjasama yang baik, seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental dapat mendapatkan dukungan yang komprehensif dan terintegrasi.

Dalam mendukung individu yang membutuhkan bantuan, masyarakat dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Mendengarkan dengan empati dan tanpa menghakimi ketika seseorang berbagi masalahnya. Memberikan ruang bagi individu untuk mengungkapkan perasaan mereka dapat membantu mereka merasa didengar dan dipahami.
  • Menawarkan bantuan praktis, seperti mencari informasi tentang layanan kesehatan jiwa yang tersedia atau mendampingi seseorang saat mencari bantuan.
  • Menghilangkan stigma terkait dengan masalah kesehatan mental dengan menyebarkan informasi yang akurat dan mengedukasi orang lain tentang pentingnya perawatan kesehatan jiwa.
  • Menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan tetangga. Dukungan sosial yang kuat dapat membantu individu mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun