Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Content Writer | SEO Content Writer | Copywriter | Content Creator

I am a learning person who enjoys sharing reviews about phenomena that occur in the universe. Hopefully what is shared will bring blessings to me and be useful for many people.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Viral! Tren 'We Listen, We Don't Judge': Ketika Kebodohan dan Kesalahan Diberi Ruang Ekspresi

30 November 2024   14:33 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:16 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tren "We Listen, We Don't Judge" di media sosial. (Freepik/Lifestylememory) 

Kekeliruan Penggunaan Tren "We Listen, We Don't Judge"

Lebih lanjut, tren "We Listen, We Dont Judge" juga sempat memicu perdebatan karena penggunaanya yang kerap kali dianggap kurang sesuai.

Bahkan, beberapa konten di media sosial diklaim lebih mengarah pada pendapat populer atau pun pendapat tidak populer sehingga memicu perdebatan.

Seperti halnya, konten "We Listen, We Don't Judge" yang dibagikan di tubirfess, yaitu salah satu base di platfrom X, 

"We listen, we don't judge edisi KPOP" tulis salah seorang pengguna x di base. 

Konten tersebut kemudian di-replay dengan komentar 

"terkadang menjadi K-POP itu melelahkan,"

Tampaknya tulisan tersebut, dikomentari oleh  pengguna x lainnya sebagai bentuk pengakuan berupa unpopular/popular opinion yang tidak sesuai dengan tren "We Listen, We Don't Judge"

Meskipun tidak ada aturan khusus, tak sedikit konten seperti demikian justru malah dikomentari warganet dan memicu perdebatan karena berada di luar konteks pengakuan dosa dan kebodohan. 

Tren "We Listen, We Don't Judge" Membanggakan Dosa dan Kebodohan

Kemudian, tren penggunaan "We Listen, We Don't Judge" Ini semakin berkembang dan dipakai oleh berbagai kalangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun