Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis

Penulis buku Pejuang Kenangan (2017), Hipotimia (2021) dan Ruang Ambivalensi (2025). Pemimpin Redaksi CV. TataKata Grafika. Aktif menulis artikel dan essai di berbagai platform digital.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pada Akhirnya, Kita Pasti Sendirian

1 Oktober 2025   06:23 Diperbarui: 1 Oktober 2025   13:15 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu kalimat yang sering kali kita hindari untuk diucapkan, meski diam-diam mungkin kita mengakuinya dalam hati: kita pasti sendirian.

Kalimat sederhana itu bukan sekadar nasihat muram yang diulang-ulang oleh filsuf atau penyair-penyair patah hati.

Ia adalah kenyataan yang menempel di setiap helaan napas manusia, menunggu momen yang tepat untuk menunjukkan wujudnya secara terang benderang.

Kesendirian itu datang dalam banyak rupa. Ia tidak selalu menunggu kita sudah terbaring di liang lahat, ketika semua doa selesai dibacakan dan tanah merah menutup tubuh.

Sendiri itu kadang menyapa jauh lebih awal; mungkin di tengah keramaian pesta, saat orang lain tertawa riang tapi kita berpura-pura ikut menikmati suasananya.

Atau di ruang rapat, saat semua percakapan hanya tentang target, laporan, dan angka-angka, sementara hati kita penuh tanya yang tak pernah punya tempat untuk menumpahkannya.

Tapi orang-orang sering kali lupa, kesendirian sebenarnya bukanlah sebuah kutukan. Ia adalah keniscayaan. Sama halnya dengan rasa lapar, haus, dan mati.

Bedanya, kesendirian tidak selalu bisa kita akui dengan gamblang. Kita lebih suka menyebutnya dengan istilah-istilah lain. "me time", "butuh ruang", atau bahkan "healing", kata-kata itu tentu tidak asing, kan?

Mungkin saat kita mengucapkannya tidak pernah terpikirkan apapun. Tetapi, jika kita mau mencerna lebih dalam lagi, bukankah itu adalah istilah lain untuk sendirian?

Sebuah Privilege Bernama Keramaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun