Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sedikit bicara, banyak menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Sebaiknya Jangan Meminta Oleh-oleh pada Teman yang Sedang Liburan

23 November 2023   21:25 Diperbarui: 25 November 2023   09:22 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang yang Sedang Mempersiapkan Keperluan Liburan. (Photo by Anete Lsia on Unsplash)

Ya, diantara orang-orang yang tadi saya sebutkan kadang seenak jidatnya minta oleh-oleh karena tahu kita akan liburan itu, ada keluarga yang mungkin masih pantaslah saya rasa, jika memang mereka kita berikan oleh-oleh dari liburan kita kemarin.

Katakanlah mungkin Anda belum menikah, masih tinggal bersama orangtua. Kemudian Anda sekeluarga harus pergi berlibur tanpa adik atau kakak Anda bisa ikut karena jadwal libur mereka yang mungkin berbeda sendiri dengan jadwal libur Anda sekeluarga. Maka orang pertama yang harus Anda pikirkan untuk diberi oleh-oleh yang banyak dari liburan Anda ya pasti keluarga Anda itu, bukan?

Lalu buat apa Anda memikirkan permintaan-permintaan tetangga, atau pak RT, atau mungkin satpam komplek di depan gerbang komplek Anda. Mereka bukanlah prioritas dalam kegiatan liburan Anda.

Nah, sebagai orang asing yang bukan siapa-siapanya, seharusnya kita sadari itu ketika melihat tetangga atau rekan kerja kita berlibur bersama keluarganya. Mereka pasti memiliki orang lain di dalam keluarga mereka yang mungkin lebih pantas diberi oleh-oleh. Apalagi jika ternyata saudara mereka di rumah banyak yang tidak bisa mengikuti liburan keluarga itu dan harus menjaga rumah, bukankah menitipi mereka oleh-oleh hanya akan membebani mereka saja.

Malu dengan Budaya Meminta-minta

Apakah budaya seperti itu bisa dikategorikan sebagai budaya minta-minta? Ya, menurut saya iya. Jikapun itu hanya bercanda, seperti kalimat bantahan di awal tadi, menurut saya itu candaan yang kurang etis untuk dikatakan kepada orang yang bukan keluargamu.

Saya rasa tidak perlu saya panjang lebar untuk menjelaskan mengapa kita harus meninggalkan budaya meminta-minta seperti ini.


"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, kan?"

Sebenarnya, bukan tidak boleh jika kita menerima oleh-oleh dari saudara, kerabat, rekan kerja, atau tetangga kita yang pulang dari berlibur. Boleh-boleh saja, TAPI jika itu memang murni diberikan karena mereka ingin memberi kita dan bukan karena kita yang memintanya.

Alih-alih meminta oleh-oleh, kita justru bisa memberikan atau menawarkan bantuan untuk dengan sukarela memperhatikan keadaan rumah tetangga atau teman kita yang ditinggalkan liburan. Atau kita bisa bantu mereka sekedar mengantar mereka ke terminal atau bandara, jika memang memungkinkan.

Tentu jangan pernah berharap balasan ya. Lakukan semuanya dengan ikhlas. Toh kalau mereka melihat dan merasakan ketulusan dan kebaikan kita, mereka juga akan merasa tenang dan nyaman tinggal dan meninggalkan rumah mereka dengan kehadiran kita, kan.

Jika memang tiba-tiba kita diberi oleh-oleh, dan bukan karena titipan kita, maka terimalah. Hargai mereka yang memberi kita karena kerelaan hatinya dan bukan karena keterpaksaan akibat pesanan. Terima dengan baik dan ucapkan terima kasih dengan baik, sembari kita mengingat-ingat pemberiannya untuk kemudian mungkin kita bisa membalasnya suatu hari nanti jika kita liburan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun