Mohon tunggu...
Sulaiman Girivirya
Sulaiman Girivirya Mohon Tunggu... Dosen - Author, MindBodyCoach, Academic

a Writer an Inspiration books together with Hj. Sulastri, Lc., M.Pd.I "Main-main dengan MIND, Kekuatan Meditasi dan Dzikir"; From Zero to Superhero; Academician, Educational and Mind Body Healthy Therapist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Apalah Arti Sebuah Pernikahan?" Tanpa Kenyataan

3 September 2013   01:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_285240" align="aligncenter" width="431" caption="Foto Koleksi Pribadi Sureno: "Pernikahan H.M.Edwin""][/caption] DIUSIA LEBIH KURANG 25 TAHUN DEBAR JANTUNG WANITA MENINGKAT KALA DITANYA TENTANG LELAKI YANG AKAN MENJADI PASANGAN HIDUP MERAKA. MENGINJAK USIA 28 SAMPAI 30 TAHUN WANITA MENJADI SEMAKIN TERDESAK KARENA DESAKAN-DESAKAN LINGKUNGAN. KAPAN MENIKAH? KAPAN MENIKAH? KAPAN MENIKAH?.. Beda, kecenderungannya, laki-laki masih bisa bersantai saat usia menjelang 30 tahun. Tentunya fenomena ini berubah dari masa ke masa. Beberapa puluh tahun silam, wanita usia 18 tahun belum menikah sudah di stempel "GADIS TUA" dan lelaki usia 23 sudah dicap "BUJANG LAPUK". Banyak wanita yang asyik dengan segenap aktivitas belajar mulai dari S1,S2,S3 terus sampai kalau ada S10 mungkin akan dikejar. Berkerja mengejar karir hingga lupa bahwa usia sudah menjelang kepala tiga. Saat "desakan" ibu, ayah, paman, bibi, wak bahkan orang sedunia mendorong sang wanita menikah maka datanglah ANDILAU (red.: Antara Dilema dan GALAU). She,  didekati oleh beberapa lelaki. Mulai dari lelaki yang memberikan tanda-tanda bahwa ia ingin kenal lebih jauh, namun, malu atau bahkan merasa takut tidak sebanding dengan She. She, terkadang tidak melihat tanda-tanda itu dan cepat tanggap, mungkin karena kurang "terlatih" dengan hubungan dekat antara laki-laki dan wanita. Ada juga lelaki yang hadir, nembak untuk 'ngajak nikah, namun tidak sesuai dengan akal sehat She, kuliah belum lulus, "mau makan apa setelah nikah!" katanya. Serupa, lelaki yang mengajak nikah, tetapi dengan tanda tanya yang besar, lagi sikapnya yang sudah berani mengatur hal yang agaknya janggal bagi She. "Nanti kalau sudah menikah kamu harus nurut kata-kata saya 'gak boleh ini, gak boleh itu!" katanya. "Bebhbbb.." Gumam She dalam hati. Singkat cerita She beribadah malam  menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa. Kriterianya hanya beberapa hal penting saja; Seiman, dan sabar menghadapi dirinya. Pucuk dicinta ulanpun tiba, akhirnya didapatlah lelaki dengan dua kriteria utama ini. Aamiin.. Masuklah kedalam heningan! Selami dasar batin Anda. Tanyakan apakah tujuan pernikahan? Lakukan dengan tekhnik doa dalam agama, misalnya: Sholat Malam, Kontemplasi, dll. Ada juga yang terbiasa dengan menggunakan tekhnik "part mediation",meminjam istilah dalam psikologi, berbicara dengan bagian diri. Tips dan Trik [caption id="attachment_285241" align="alignleft" width="300" caption="Koleksi Foto Pribadi Sureno: Salaman Setelah Akad"]

13781744541763305327
13781744541763305327
[/caption] Se-iman ini penting, meskipun tidak segala-galanya. Mengapa? Seiman, bisa diartikan luas. Baik dari sisi agama maupun etika moral. Karena menikah pernikahan tidak hanya antara dua orang, maka masing-masing juga harus memahami karakter keluarga dalam membangun kebersamaan. Tidak segala-galanya, karena ada sesuatu yang lebih penting yakni, mengapa menikah??? Sepasang kekasih yang sudah 8 tahun pacaran bertanya kepada seorang pemuka agama. "Mengapa yah.. kog menjelang pernikahan kami yang tinggal tiga bulan lagi ini MASALAH BEGITU BANYAK MENIMPA!" Berharap jawaban dari guru ini bahwa shio mereka chiong, mereka malah ditanya.  "Mengapa kalian menikah?" Tujuan kami menikah supaya bahagia! "Oh... Berarti kalian orang-orang yang menderita", sambil ternyum lebar guru itu menjawab. "Ehm.. .. .. "Sambil mikir.. "Untuk meneruskan keturunan", kata lelaki itu. "Kambing.. dong..." kata guru ini sambil diikuti tawa ketiganya. Sang guru mengatakan kepada mereka, bahwa tujuan menikah itu satu, yaitu kebahagiaan. Tapi, tujuannya tidaklah penting tanpa memahami sebuah proses panjang akan sebuah kebahagiaan. Yang terpenting adalah kalian berkomitmen untuk BERLATIH BERSAMA UNTUK MENAIKI TANGGA-TANGGANYA DENGAN KEBIJAKSANAAN HINGGA MENGERTI ARTI KEBAHAGIAAN SESUNGGUHNYA. Disebuah seremonial pemakaman, pembawa acara meminta istri almarhum memberikan kata sambutan. Diiringi keheningan ia melangkah ke atas podium. "Saya tidak akan menyampaikan pujia-pujian, saat ini. Juga, saya tidak akan menceritakan kebaikan suami saya, cukuplah orang lain yang menceritakannya disini. Namun, apa yang ingin saya sampaikan saat ini akan membuat Anda merasa kurang nyaman." "Pertama, saya  ingin menceritakan sesuatu yang terjadi ditempat tidur!" Para tamu yang hadir saling bertukar pandang tersenyum lirih. "Pernahkah Anda  mengalami kesulitan dipagi hari saat ingin menghidupkan mobil!" "kroookkkkkk...rokkk..crerekkerkekkk..creekkekekk.....gremgremgrem.. Begitulah suara dengkuranDavid, suami saya" "Tetapi, tunggu dulu.. bukan itu saja, dia juga mengeluarkan 'gas'. Terkadang suaranya begitu keras hingga membuat ia terbangun dan bertanya 'suara apa itu..?' kali ini semua tamu tertawa kecil. 'Suara Anjing', jawab saya, 'tidurlah kembali sayang' ." "Mungkin ini adalah hal lucu dalam pikiran Anda, tetapi saat-saat terakhir hidupnya ketika sakitnya bertambah parah, ini menjadi pertanda bagi saya bahwa Davidku masih hidup. Kini saya merindukan suara-suara itu lagi sebelum saya tidur" ... Cerita ini adalah inti dari sebuah komitmen untuk She dan bagi pasangan nikah lainnya. Berlatih menyempurnakan kekurangan-kekurangan dari pasangan. Hingga saatnya nanti hal-hal kecil dalam proses komitmen inilah yang akan membuat tersenyum bahagia menghadapi dunia setelah kehidupan. Hal kecil yang menyempurnakan cinta. Sabar dalam menghadapi diriku, itu impian kedua yang She inginkan, ingat kan! Menjalani kehidupan pernikahan maupun tidak semua orang inginkan kebahagiaan. Seorang wanita datang dan bercerita tentang hubungannya dengan kekasihnya. Kekasihnya sangat ringan tangannya. Sulutan emosi sedikit saja akan membuat tangannya terbang ke muka kekasihnya. Hebatnya ketika bertemu, wanita ini mengatakan bahwa ia tahu itu sebuah kesalahan dan ketidaknyamanan bagi dirinya. Tetapi, jika putus, ia tidak yakin bisa dapat pacar yang lebih baik dari itu atau tidak. Nah.. ini yang disebut dengan penerimaan pikiran bawah sadar terhadap rasa sakit yang menjadikannya dalam zona nyaman. Pain become Pleasure. Berlatih bersama dalam kemurahan hati dan kebijaksanaan merupakan salah satu unsur penting komitmen yang harus dijalani. Persiapan secara mental sangat penting dilakukan. Berikutnya persiapan fisik, seperti; biaya nikah, maskawin, biaya resepsi dan serba-serbi lainnya juga dipersiapkan secara matang. [caption id="attachment_285244" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Foto Pribadi Sureno: Rewangan"]
1378174774384954722
1378174774384954722
[/caption] Resepsi pernikahan di kampung, biasanya melibatkan tradisi setempat, seperti "rewang". Rewangan ini sudah sangat langka terjadi di kota. Tentunya karena dianggap repot, tidak praktis. Padahal tradisi rewang jika diamati sangat asik dengan unsur kekeluargaannya, dan sosial kemasyarakatan yang sangat erat. Tidak lupa juga melakukan betangas, menghangatkan diri di dengan ramuan uap air biasanya dilakukan didalam tikar. Kalau tidak mau repot biasanya dilakukan di Spa. Lagi-lagi masalah praktis. Untuk resepsi ada yang tidak menggunakan organ tunggal, alasannya karena dikampungnya, acara ini diikuti dengan mabuk-mabukan dan judi-judi kecil. Pilihan lainnya menggunakan gambus misalnya. Ehm.. Pilihan yang juga menghibur.. .. Betul?! Pertanyaan besarnya adalah berapa banyak calon pasangan, lembaga agama, lembaga pendidikan, maupun lembaga negara menyipkan bekal untuk menghadapi kehidupan pernikahan??? Kursus pranikah bisa menjadi bekal bagi kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Menuju Indonesia 100? [caption id="attachment_285245" align="aligncenter" width="474" caption="Koleksi Foto Pribadi,FotoGrafer Sureno: Arakan Menuju Perlaminan"]
13781748561137762266
13781748561137762266
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun