Mohon tunggu...
Giri Luka
Giri Luka Mohon Tunggu... Buruh - Kadang merasa lelah, tapi harus tetap berjalan

Rimbo Bujang: Awal Semua Perjalanan...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ucapan Terima Kasih yang Menjengkelkan

11 Juli 2017   20:30 Diperbarui: 11 Juli 2017   20:41 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMS tidak penting yang menjengkelkan itu.

Terima kasih, layanan TOP Rp2200/sms 4sms/mnggu sdh aktif. Utuk berhenti, ketik UNREG TOP2 ke 99359 atau tlpn *123*66#. Info 0215762681

Rizky Febian mau bagi Rejeki THR untukmu! Cek *1238369*2#

***

Handphone bergetar --karena nada deringnya memang sengaja dibikin mute--pada Senin (10/7/2017), pukul 16.34 WIB. Itu tanda datangnya pesan singkat karena bergetar sebentar. Dan, saya memastikan bukan pesan atau SMS penting meski baru melihatnya sekilas, belum terbuka seluruhnya. SMS itu datang dari nomor 99359.

Tentu, saya tidak punya teman dengan nomor lima digit tersebut. Jika dibuka keseluruhan, isinya seperti yang saya tulis di atas.

Saya tidak tahu, apakah hanya saya yang pernah mendapat SMS dengan dua kata awal "terima kasih" itu. Sialnya, saya sering mendapatkannya. Datangnya tak peduli waktu: kadang pagi, siang, bahkan malam ketika saya terbuai dalam mimpi. Pagi-pagi, saat saya buka, ternyata isinya sangat tidak penting dan tentu saya kecewa. Karena, harapannya mendapat kabar gembira.

Sebelum mendapatkan SMS di atas, saya sudah sering diberondong dengan pesan-pesan lain dengan isi senada. Saya lupa isi tepatnya. Karena setelah saya baca, maka saya selanjutnya memilih memencet tombol kombinasi *123*66* dan mengikuti langkah-langkah yang ditawarkan sehingga berujung pilihan "tidak merasa berlangganan".

Handphone saya kemudian bergetar. Ada kalimat yang diawali "terima kasih" lagi, tapi diikuti "Anda sudah tidak terdaftar".

Jujur, saya tak butuh ucapan terima kasih itu, baik yang pertama dan setelah saya melakukan beberapa pilihan seusai memencet *123*66# yang menjadi pembuka pintu untuk tidak berlangganan lagi. Saya tegaskan, saya tidak pernah berlangganan! Apalagi untuk hal yang saya tidak ketahui dan bagi saya sangat tidak penting.

Mungkin, kata tidak ketahui menjadi kunci lain sehingga SMS-SMS itu masuk ke handphone saya. Saya memang tidak pernah mengetahui, kenapa nomor-nomor itu seakan akrab dengan saya.

Dan karena ketidaktahuan itu, saya melayangkan protes kepada customer service provider yang saya pakai. Tidak langsung ke kantornya, tetapi memakai akun mereka di media sosial Twitter.

Hasilnya memuaskan dengan catatan. Di awal, ada sekitar lima atau lebih layanan yang mengucapkan "Terima kasih, Anda sudah tidak terdaftar..." setelah ada jawaban memastikan memblok nomor yang menyatakan saya berlangganan. Saya kaget dengan rentetan SMS pemberitahuan itu. Karena, ternyata saya menghidupi pihak lain tanpa saya tahu buat apa.

Dari penjelasan --entah siapa yang menjawabnya-- SMS-SMS itu menyerang saya karena saya memang "berlangganan". Dia menyarankan agar saya tidak mengklik iklan berjalan atau banner ketika mengakses internet. Kalau terklik, maka akan ada double SMS confirmation (SMS pemberitahuan pembelian layanan). Saya disarankan melakukan pengecekan berkala di *123*66#. (Setelah itu saya tahu fungsi *123*66# yang ada di ujung SMS yang saya dapat. Biasanya saya memakai jalan UNREG).

Pihak customer servicedi Twittermenanyakan apakah pulsa saya berkurang karena mendapat SMS langganan tersebut. Saya jawab, saya tak pernah mengetagunya karena saya tidak pernah --dan tidak tahu-- bagaimana mendeteksi secara detail pulsa yang hilang. Saya hanya tahu, pulsa akan terpotong kalau dipakai mengirim SMS dan melakukan panggilan. Saya tidak pernah protes karena saya juga tidak pernah tahu besaran yang akan dipotong kalau kita melakukan panggilan per detik. 

Saya memang memakai nomor tersebut untuk paket data internet, namun tentu di luar pulsa reguler. Bahkan, sejak ada SMS-SMS "teror", saya benar-benar membuat nomor itu khusus untuk internet. 

Tentu sangat merugikan dan terkesan menjebak apabila kita dianggap berlangganan dan membayar hanya karena tidak sengaja (tepatnya tidak tahu) mengklik iklan berjalan. Sebab, di sana tak ada kata berlangganan. Apalagi, yang sebenarnya diklik adalah tanda X (silang) agar iklan tersebut cepat hilang dari layar handphone. 

Pada akhirnya, apakah ada konsumen lain yang disibukkan seperti saya?

Sialnya lagi, belakangan, selain SMS langganan itu, menyapa pula SMS yang menawarkan pinjaman dengan jaminan BPKB. Hhhmmmm... 

Pertanyaan bodohnya: siapa teman saya yang membagikan nomor ke temannya yang berbisnis pinjaman cepat itu? Apakah itu pekerjaan provider? Jika iya, tentu saja akan memintanya agar menghentikan tindakan usil itu he-he-he. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun