Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengalaman Saya Melahirkan (Bagian 2)

25 September 2014   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:36 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto: picofdaday.blogspot.com - credit ManicMind)

[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="(foto: picofdaday.blogspot.com - credit ManicMind)"][/caption] Sebelumnya, Bagian 1 Sebuah kolam karet sedang disiapkan. Lengkap dengan bunga-bunga kamboja. . .

Kolam hangat berisi bunga kamboja tadi sudah mulai disiapkan oleh asisten bidan Yessi. Mbak Ulya, mbak Widya dan Mbak Anggun. Para asisten yang juga menekuni bidang kebidanan ini sangat ramah dan bersahabat. Beberapa kali istri saya mengikuti kelas yoga, mereka dengan baik membimbing. Dan beberapa kali pula ikut sesi Hypnobirthing, mbak-mbak ini selalu menyungging senyum. Seolah kami sudah seperti saudara mereka sendiri. Bukan lagi pasien yang hendak melahirkan.

Hampir jam 02:30, istri yang sudah mengalami Ketuban Pecah Dini  (KPD), sudah berganti baju. Menggunakan baju setengah dada, serupa baju fitness. Sehingga, perut buncit berisi bayi cantik kami terlihat jelas. Kontraksipun semakin intens. Sembari mendengar alunan music relaksasi, mbak-mbak asisten di Bidan Kita memijiti istri saya. Sembari mengantuk, mereka mengobrol biasa dengan istri saya. Seolah, mencoba menenangkan rasa sakit istri saya. Beberapa kali pun saya terus memeluk mesra.

Air hangat dalam kolam karet sudah tersedia. Istri saya masuk ke dalam kolam. Sambil bersandar di pinggiran kolam karet ini, tangan istri saya genggam mesra. Wajah cemas coba saya hapus. Mencoba menikmati proses melahirkan istri saya. Mencoba menerapkan semua kebersamaan semasa hamil guna memberdayakan diri saat melahirkan seperti ini. Tetap rileks dan fokus pada istri. Dengan tetap memberikan keyakinan dan cinta penuh pada istri.

Sebuah latihan fisik dan mental yang terus saya dan istri saya latih. Memberdayakan diri menyambut sang buah hati. Kebersamaan saya dan istri menjalani sepenuh hati program Hypnobirthing, dijalani pada saat hendak melahirkan. Menyaksikan istri latihan Yoga hamil. Mendampingi memeriksa kehamilan ke dokter kandungan. Terus bercengkrama dengan si kecil walau masih dalam perut. Dengan tetap berdoa pada Yang Memberi Hidup, agar anak lahir sehat dan normal.

Bidan Yessi mendampingi di samping kolam karet. Tetap saya menemani istri saya dalam melakukan latihan pernafasan. Sembari memberi ciuman mesra dan semangat, saya mengelus lembut si kecil di dalam sana. Membayangkan si kecil yang sudah tidak sabar melihat wajah ayah ibunya. Kami yang juga sangat rindu si kecil di dalam sana. Memadukan cinta demi menyambut cinta si kecil yang juga berjuang di dalam rahim.

Sambil memantau detak jantung si kecil, bidan Yessi terus melongok jalan lahir. Sesekali ke dalam kolam, tangan bidan Yessi mencoba meraba kepala si kecil di jalan lahir. Karena ketika datang, istri sudah memasuki bukaan 2. Istri mencoba tenang sembari mengatur nafas perut. Ia pun mencoba menikmati kontraksi, bersabar menanti si kecil mencari jalannya.

Beberapa waktu lamanya, bidan Yessi merasa si kecil sudah mencapai bukaan 4. Dengan wajah tenang, bidan Yessi berkata kepada kami. Bahwa si kecil membawa serta tali pusatnya. Bukan di sekitar perutnya, namun tali pusatnya berada di kepala. Sehingga, tali pusat tampak menumbung. Si kecil mungkin akan merasa kesulitan untuk bernafas. Karena tali pusat adalah cara si kecil bernafas. Dengan tetap tenang dan percaya dengan bidan Yessi, kami berharap si kecil baik-baik saja.

Tali pusat si kecil terlihat semakin menumbung di jalan lahir istri. . .

Bersambung..

Bagian 3

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun