Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perusahaan Sepertinya Tidak Butuh Akun Sosmed Lagi?

12 Maret 2023   00:33 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:15 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angry oleh Andrea Piacquadio/pexels.com

Banyak sekali kasus viral di medsos merembet ke hal di luar dugaan. Netizen akan gercep menyerbu perusahaan yang viral dengan review buruk di Google. Hal akan bertambah buruk jika perusahaan memiliki akun medsos. Postingan yang menyinggung netizen, menghakimi, dsb akan diserbu komentar negatif sampai dilaporkan ke platform.

Kasus-kasus berikut memberi gambaran betapa 'mengerikan' medsos bagi perusahaan. Akhir Desember 2022, manajemen OVO mengklarifikasi dugaan petingginya yang terlibat KDRT. 

Melalui postingannya, mereka memastikan pelaku kasus KDRT tak lagi bekerja di OVO. Padahal netizen sudah geram dan memberi komentar buruk ke akun OVO.

Kasus paling epic serbuan netizen pernah terjadi dengan Microsoft. Hasil Microsoft dalam Digital Civility Indez  2020 menyebutkan netizen Indonesia paling barbar se-Asia Tenggara. Dampaknya, akun Instagram Microsoft diserang komentar negatif. Bahkan sampai postingannya ditutup kolom komentar.

Namun tidak selamanya netizen benar. Kasus Dewa Kipas vs Chess.com jadi contoh memalukan. Netizen geram pada chess.com karena telah memblok Dewa Kipas alias Dadang Subur berlomba catur kembali. Mulai dari menyerbu akun chess.com dengan komentar sampai diangkat podcast dilakukan. Namun setelah dianalisis, Dewa Kipas jelas telah melakukan kecurangan.

Di satu sisi medsos menjadi platform yang sangat penting bagi perusahaan. Via medsos, perusahaan dapat membuat jaringan online. Perusahaan juga dapat mempromosikan produk atau layanan. Medsos juga meningkatkan citra, menarik pelanggan baru, dan membangun komunikasi dengan pelanggan. 

Dalam konteks analisis pasar, medsos meningkatkan pemahaman perusahaan tentang pasar dan pesaing. Perusahaan dapat melacak tren yang berkembang, opini publik, dan kebutuhan pelanggan. Analisa medsos juga membantu membuat keputusan lebih baik tentang produk atau layanan ditawarkan.

Interaktivitas dari medsos bagi perusahaan tentu bukan tanpa efek negatif. Dampak buruk medsos antara lain menurunkan produktivitas karyawan. Terutama divisi terkait pemasaran dan medsos, sering terjebak dalam aktivitas tinggi dan memakan banyak waktu di medsos. 

Seperti pada kasus-kasus di atas, serbuan netizen ke medsos mempengaruhi reputasi perusahaan. Misalnya, komentar atau posting negatif di medsos berpotensi menjerumuskan reputasi perusahaan. 

Dampak jangka pendek atau panjang, hal ini dapat berpotensi menurunkan pendapatan. Perusahaan dapat melakukan beberapa mitigasi berikut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun